Sekbernews.id – INDRAMAYU Hilangnya nyawa seorang tukang ojek, Tarwin (60) akibat menabrak tumpukan material di Jalan Tambi, masih menjadi polemik yang terus diperbincangkan.
Salah satu kontraktor senior, Saiful Anwar, ikut mengomentari hal tersebut. Menurutnya apa yang terjadi pada Tarwin, seharusnya bisa menjadi evaluasi bagi Dinas PUPR untuk melakukan evaluasi kontrak terhadap pelaksana proyek.
“Sebuah pengadaan proyek merupakan satu kesatuan. Metode pelaksanaan pekerjaannya selain mapping area, juga meliputi keselamatan, rambu-rambu K3, termasuk tumpukan material yang dipakai,” terang Saiful.
Ketua ormas Manggala Garuda Putih ini kemudian menegaskan jika hal-hal tersebut tak diindahkan oleh kontraktor pelaksana pekerjaan, maka hal tersebut bisa disebut dengan cacat kontrak.
“Cacat kontrak ini terjadi kalau sampai (anggarannya) dicairkan,” tambahnya.
Sebab menurutnya jika pelaksanaannya seperti yang terjadi di lapangan, maka patut diduga pelaksana kegiatan itu tidak melakukan keseluruhan pekerjaan yang diberikan.
Ia menjelaskan bahwa sebuah pengadaan proyek mestilah mempertimbangkan segala hal. Bukan hanya bentuk fisiknya saja, namun faktor keselamatan pekerja, dan terutama pengguna jalan yang melalui jalan yang sedang diperbaiki itu.
“Jika sampai proyek tersebut dibayarkan, maka itu sama saja melanggar aturan karena tidak sesuai. Karena bagaimanapun juga keselamatan masyarakat diatas segalanya,” pungkasnya.
