Sekbernews.id – JAKARTA Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah memicu gelombang aksi boikot dari para pendukung Palestina terhadap berbagai produk yang dianggap mendukung Israel. Salah satu brand global yang terkena dampak adalah Coca-Cola, yang produknya mulai dihindari oleh beberapa kelompok pendukung Palestina di Indonesia.
Menanggapi situasi ini Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG dari Coca-Cola Europacific Partners (CCEP), Lucia Karina, mengungkapkan posisinya yang terbatas untuk berkomentar secara langsung terkait aksi boikot tersebut.
“Kalau soal boikot aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena semua pihak punya kesempatan untuk usaha ya. Nabi Muhammad pun menyatakan bahwa, ayo kita berusaha dan menjual kepada siapapun. Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak asasi dari masing-masing juga,” ungkap Karina, pada Rabu (15/11/2023).
Karina juga menekankan bahwa produk Coca-Cola yang dijual di Indonesia merupakan hasil produksi lokal, yang dibuat oleh warga Indonesia dengan menggunakan bahan-bahan dari Indonesia.
“Yang jelas gini, apapun yang terjadi, semua produk-produk itu diproduksi oleh orang-orang Indonesia dengan menggunakan produk lokal Indonesia untuk Indonesia,” ujar Karina, seraya berharap agar perdamaian dan kedamaian dapat terwujud.
Di sisi lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, yang mengimbau umat Islam di Indonesia untuk menghindari transaksi atau penggunaan produk-produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel, termasuk yang mendukung penjajahan.
Fatwa ini merupakan rekomendasi kepada masyarakat Indonesia dan bukan sebagai bentuk paksaan. MUI menyarankan agar umat Islam semaksimal mungkin menghindari produk yang berkaitan dengan dukungan terhadap penjajahan Palestina.
