Sekbernews.id – JAKARTA Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Fadil Imran, baru-baru ini memberikan tanggapan mengenai laporan yang menyeret nama Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono.
Aiman dituduh telah membuat pernyataan yang menyinggung ketidaknetralan aparat dalam konteks Pemilu 2024. Menanggapi hal ini, Fadil Imran mengungkapkan bahwa kepolisian saat ini tengah melakukan klarifikasi sebagai bagian dari penyelidikan.
Dalam Rapat Kerja Komisi III dengan Polri yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (15/11/2023), Fadil menjelaskan bahwa ada enam laporan yang masuk terkait dengan pernyataan Aiman tersebut.
“Karena ada laporan maka penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya akan melakukan klarifikasi,” ujar Fadil.
Proses klarifikasi ini, menurut Fadil, bertujuan untuk menyelidiki adanya indikasi unsur pidana dalam pernyataan yang dibuat oleh Aiman.
Komjen Pol Fadil Imran juga menegaskan bahwa meskipun kebebasan berekspresi dihargai di Indonesia, penting bagi publik untuk menyampaikan informasi yang berdasarkan fakta.
“Publik harus dididik untuk tidak menyampaikan sesuatu yang tidak berdasarkan fakta,” tegasnya.
Lebih lanjut, Fadil meminta Aiman untuk menyebutkan secara spesifik siapa saja petinggi Kepolisian yang diduga tidak netral dan memberikan instruksi untuk menguntungkan salah satu pasangan calon.
Selain itu, Fadil mengimbau Aiman untuk tidak takut dalam memberikan keterangan yang rinci mengenai nama-nama petinggi Kepolisian yang dimaksud ketika dipanggil untuk klarifikasi.
“Apa benar ada komandan yang memerintahkan bawahannya berpihak kepada caleg tertentu atau partai tertentu atau capres tertentu apa benar seperti itu? Siapa? Kan katanya banyak,” kata Fadil, menantang Aiman untuk membuka informasi tersebut.
Komjen Pol Fadil Imran menekankan pentingnya bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat.
“Nanti kami akan klarifikasi jadi tidak usah takut Aiman datang saja siapa orangnya buka jangan cuma berani bicara tapi tidak berani bertanggung jawab,” pungkasnya.
