Jumat, Mei 10, 2024
28 C
Indramayu
BerandaInternasionalBoikot Dimana-Mana, Ekonomi Israel Mulai Terdampak

Boikot Dimana-Mana, Ekonomi Israel Mulai Terdampak

spot_img

Sekbernews.id – Gelombang boikot produk dari dan pendukung Israel semakin menguat di berbagai belahan dunia. Hal ini terjadi seiring dengan serangan yang bertubi-tubi oleh Israel di tanah Palestina.

Akibatnya, sejumlah perusahaan yang menjadi target boikot tersebut mulai mengalami kecemasan. Gerakan ini telah dilaporkan berdampak pada penurunan jumlah pelanggan bagi perusahaan-perusahaan tersebut.

Meskipun belum ada laporan terbaru mengenai nilai kerugian yang diderita Israel, laporan Al Jazeera pada tahun 2018 mengungkap bahwa gerakan boikot ini berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp180,48 triliun setiap tahun bagi Israel, dengan asumsi kurs Rp15.694/US$.

Israel tampaknya khawatir akan dampak kerugian yang signifikan ini. Dalam beberapa waktu terakhir, fokus utama diplomatik Israel adalah mengatasi gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengambil langkah untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot, mengingat ribuan orang di Israel berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara tersebut diboikot secara menyeluruh oleh komunitas internasional.

Menurut laporan dari The Jerusalem Post, Israel membantah bahwa gerakan boikot akan merugikan mereka. Mereka mengklaim bahwa hal tersebut justru akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya”.

Di sisi lain, Brookings Institution, sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, menyatakan bahwa gerakan BDS tidak akan secara drastis mempengaruhi ekonomi Israel.

Hal ini dikarenakan sekitar 40% dari ekspor Israel merupakan barang-barang “intermediet” atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, seperti semikonduktor. Selain itu, sekitar 50% dari ekspor Israel adalah barang “diferensiasi” atau barang yang sulit digantikan, seperti chip komputer khusus.

Namun, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ekspor barang “intermediet” mengalami penurunan tajam dari tahun 2014 hingga 2016, menyebabkan kerugian sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun. Gerakan boikot ini, walaupun tidak langsung merugikan secara drastis, tampaknya telah mulai menimbulkan dampak ekonomi tertentu bagi Israel.

Ikuti Sekbernews.id di Google News.

Duljanihttp://sekbernews.id
Redaktur yang menulis artikel berbagai topik di Sekbernews.id.
Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terkini