Sekbernews.id – JAKARTA Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, mengungkapkan temuan tentang dugaan kecurangan dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024 di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Nusron, kecurangan tersebut terjadi di 10 titik yang berbeda, mulai dari Sorong hingga Boyolali. Pernyataan ini disampaikan saat berada di Sekber Relawan Prabowo-Gibran di Jakarta, Minggu (19/11/2023).
“Dan itu kan ternyata tidak hanya di Sorong saja, di Boyolali (juga). Kita temukan ada di 10 titik yang sudah kita temukan. Ada juga di Jawa Tengah yang lain,” terang Nusron.
Lebih lanjut, Nusron memaparkan contoh dugaan kecurangan yang terjadi, seperti di Kudus, di mana dana sosialisasi cukai diduga digunakan untuk kepentingan kampanye.
“Untuk di Kudus penggunaan…misal, ada kami dapat laporan penggunaan sosialisasi dana cukai juga digunakan untuk kampanye juga ada. Kemudian, di Pati juga ada, dari daerah-daerah lain juga ada,” ungkap Nusron.
Ia juga menyinggung kejadian viral di Boyolali yang melibatkan aparatur sipil negara (ASN) yang diduga diminta mendukung calon presiden tertentu.
Nusron menekankan bahwa TKN Prabowo-Gibran tidak memiliki wewenang untuk mengevaluasi Penjabat (Pj) kepala daerah di lokasi dugaan kecurangan.
Evaluasi tersebut merupakan wewenang dari Pj gubernur, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), serta Presiden.
Namun, ia menyebutkan bahwa temuan dugaan kecurangan tersebut sudah dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Nusron Wahid menegaskan bahwa kecurangan pemilu merugikan semua pihak dan dapat mencederai demokrasi.
“Bagaimana aparatur negara yang seharusnya itu netral karena melayani masyarakat, tapi digunakan untuk alat kampanye. Nah itu sesungguhnya abuse of power,” kata Nusron.
