Kamis, Mei 9, 2024
28.5 C
Indramayu
BerandaPolitikLonjakan Suara PSI Dicurigai Anomali, Ada Perbedaan C1 dan Sirekap

Lonjakan Suara PSI Dicurigai Anomali, Ada Perbedaan C1 dan Sirekap

spot_img

Sekbernews.id – JAKARTA Melonjaknya perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam hitungan Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat pekan lalu, menciptakan sorotan publik yang signifikan.

Dalam waktu sehari, suara PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, bertambah 101.426 suara, meningkatkan persentase suara sebesar 0,12 persen.

Pada Senin, 4 Maret pukul 13.00 WIB, total suara PSI mencapai 2.404.282 suara, berdasarkan perhitungan di 542.104 dari 823.236 tempat pemungutan suara (TPS) atau setara 65,85 persen.

Namun, lonjakan suara PSI tidak luput dari sorotan dan tuduhan anomali. Beberapa data Sirekap yang disajikan di situs web KPU menunjukkan bukti-bukti ketidakwajaran, terutama di beberapa provinsi, antara lain Banten, Jawa Barat, DIY, Jambi, Jawa Tengah, hingga Kalimantan Selatan.

Di Banten, TPS 004 di Kota Cilegon mencatat pelonjakan suara PSI yang signifikan. Meskipun formulir C1 hanya menunjukkan 1 suara, data Sirekap mencatatkan 69 suara untuk PSI.

Kasus serupa terjadi di Jawa Barat, TPS 040 di Kota Bogor, dimana PSI mendapat 8 suara berdasarkan formulir C1, namun data Sirekap menunjukkan angka 18 suara.

Anomali juga terlihat di DIY, khususnya di TPS 010, Kel/Desa Ngestirejo, dimana formulir C1 tidak mencatat suara untuk PSI, sementara data Sirekap mencatat 27 suara.

Di Jambi, TPS 004 di Kel/Desa Pelayang, Kec. Bathin II Pelayang, Kota Bungo, mencatat 0 suara untuk PSI dalam formulir C1, tetapi Sirekap menunjukkan 36 suara.

Hal serupa terulang di Jawa Tengah, TPS 019 Kota Boyolali, dimana formulir C1 mencatat 2 suara untuk PSI, namun Sirekap mencatatkan 27 suara.

Kontroversi juga mencuat di Kalimantan Selatan, TPS 011 Koya Banjar, dimana formulir C1 mencatat 10 suara untuk PSI, sementara Sirekap mencatatkan 31 suara.

Menanggapi kontroversi ini, Juru Bicara DPP PSI, Sigit Widodo, membela lonjakan suara partainya. Sigit menyebut bahwa lonjakan tersebut masih dalam perhitungan internal PSI dan bisa disebabkan oleh masuknya data dari wilayah dengan pemilih PSI yang besar.

“Bisa saja data dari wilayah yang pemilih PSI-nya besar baru mulai masuk, sehingga normal saja terjadi lonjakan dalam satu waktu,” kata Sigit pada media, dikutip Senin (4/3/2024).

Sigit juga menekankan bahwa Sirekap adalah data real count, bukan sampling, sehingga tidak selalu proporsional.

Ikuti Sekbernews.id di Google News.

Saputrahttps://sekbernews.id
Jurnalis Sekbernews.id yang menulis tentang berita nasional, pemerintahan, serta politik.
Artikel Terkait
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terkini