Jumat, Mei 10, 2024
28 C
Indramayu
BerandaPendidikanKomponen Kunci Inklusi Pendidikan Multibahasa  Berbasis Bahasa Ibu

Komponen Kunci Inklusi Pendidikan Multibahasa  Berbasis Bahasa Ibu

spot_img

Sekbernews.id – JAKARTA Keberadaan 718 bahasa daerah yang tersebar di 17 ribu pulau, menjadikan masyarakat Indonesia khususnya yang berada di daerah terpencil memungkinkan akan berbicara bahasa ibu sejak mereka anak-anak. Selanjutnya, masyarakat akan berbicara dengan bahasa Indonesia di ranah sekolah, pekerjaan, dan pelayanan publik.

Demikian dikatakan Kepala Badan Pengembangaan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) E. Aminudin Aziz, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Sabtu (26/2/2022).

Dikatakannya, bahasa dan multibahasa dapat memajukan pembangunan dunia pendidikan dengan menyederhanakan kurikulum melalui penggunaan teknologi bahasa.

BACA JUGA :Bupati Nina Tinjau Langsung di Desa Yang Terkena Bencana

“Dengan cara yang dilakukan oleh guru, yaitu kreatif dan inovatif dalam menggunakan teknologi ketika pembelajaran, akan memacu siswa berkembang, bahkan siswa pun akan termotivasi untuk mengoptimalkan teknologi”, kata Aminudin.

Aminudin juga mengatakan bahasa nasional juga dipelajari sejak siswa masuk taman kanak-kanak dan dijadikan sebagai mata pelajaran wajib sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Di sinilah, peran penting guru sebagai agen perubahan dalam proses pembelajaran secara umum dan khususnya pembelajaran bahasa di sekolah.

“Guru harus menjadi garda terdepan untuk memberikan pengetahuan kebahasaan kepada siswanya. Selain itu, guru harus bertindak sebagai fasilitator dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dan berinovasi dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam pelajaran di sekolah,” ujar Aminudin.

Dengan kata lain, kata Aminudin, guru perlu memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui penguasaan teknologi. Hal ini terjadi karena pada masa pandemi Covid-19, telah membuka peluang dan tantangan guru melakukan kreativitas dalam pengembangan model pembelajaran berbasis daring.

BACA JUGA :Ketua Sekber Indramayu Kacim ,Mengoptimalkan Kapasitas Jurnalis, Peringati HPN 2022

“Meskipun di awalnya mengalami kendala dalam proses belajar-mengajar – guru dan siswa belum terbiasa menggunakan teknologi, di sisi lain memberikan tantangan kepada guru untuk menguasai teknologi,” ujar Aminudin.

Webinar yang digelar dengan tema menggunakan teknologi untuk pembelajaran multibahasa: Tantangan dan peluang dilaksanakan dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional yang peringati setiap 21 Februari. Tujuan webinar ini adalah untuk mempromosikan potensi peran teknologi untuk memajukan pendidikan multibahasa dan mendukung pengembangan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas bagi masyarakat dunia.

Turut hadir dapam webinar Hari Bahasa Ibu Internasional ini Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal Pendidikan, UNESCO; Khondker M. Talha, Duta Besar Bangladesh, Delegasi Tetap untuk UNESCO; Umid Shadiev, Duta Besar dan Delegasi Tetap Republik Uzbekistan untuk UNESCO; dan Nivine Khaled, Direktur, Bahasa Prancis dan Keanekaragaman Budaya Francophone, Organisasi Internasional la Francophonie. Dalam webinar itu menghadirkan pembicara kunci Mary Burns, Ahli dalam Pengembangan Profesional Guru dan Pembelajaran online, Pusat Pengembangan Pendidikan (EDC).

Aminudin sendiri tergabung dalam panel tema 1 “Enhancing the Role of Teachers in the Promotion of Quality Multilingual Education, Including in Distance Learning”. Dalam diskusi panel tersebut, Aminudin memaparkan peran guru dalam mempromosikan pembelajaran dan pengajaran multibahasa berbasis teknologi.*Saputra

Ikuti Sekbernews.id di Google News.

Duljanihttp://sekbernews.id
Redaktur yang menulis artikel berbagai topik di Sekbernews.id.
Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terkini