Kamis, Mei 9, 2024
30 C
Indramayu
BerandaDuniaCapai 42 Derajat Celcius, Negeri Tetangga Indonesia Diterjang Suhu Panas Ekstrim

Capai 42 Derajat Celcius, Negeri Tetangga Indonesia Diterjang Suhu Panas Ekstrim

spot_img

Sekbernews.id – MANILA Sebuah gelombang panas yang luar biasa melanda ibu kota Filipina, Manila, pada Selasa (2/4/2024), memaksa sejumlah sekolah untuk membatalkan kelas tatap muka.

Temperatur di kota tersebut bahkan mencapai titik tertinggi, mencapai 42 derajat Celcius. Indeks panas, yang menggambarkan kondisi suhu dengan mempertimbangkan kelembaban, menyebutkan bahwa Manila berada dalam kondisi “bahaya”.

Penutupan sekolah terjadi terutama di Quezon, sebuah wilayah yang padat penduduk di Manila. Sekolah dasar dan menengah dilaporkan ditutup sementara untuk melindungi siswa dan staf dari dampak buruk dari suhu ekstrim tersebut.

Tidak hanya di Quezon, tetapi pejabat setempat di daerah lain juga memberikan pilihan kepada sekolah-sekolah untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh (online) sebagai langkah antisipasi. Beberapa sekolah bahkan memilih untuk memperpendek jam pelajaran guna menghindari waktu terpanas pada hari tersebut.

Menurut peramal cuaca setempat yang dikutip oleh AFP, suhu ekstrem seperti ini dapat menyebabkan kram panas dan kelelahan akibat panas, bahkan dapat berujung pada serangan panas jika paparan terus menerus. Bahaya kram panas dan kelelahan panas juga tetap tinggi pada suhu antara 33 hingga 41 derajat Celcius.

Peringatan akan cuaca ekstrem ini juga disertai dengan prediksi bahwa kondisi panas akan berlanjut hingga Rabu, dengan suhu yang diproyeksikan akan mencapai 43 derajat Celcius.

Sebelumnya, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah memberikan peringatan serius tentang keadaan iklim global pada 19 Maret lalu. Laporan mereka menunjukkan bahwa pencairan es di kutub terjadi dengan tingkat yang semakin cepat, sementara bencana-bencana akibat perubahan iklim semakin banyak terjadi.

Namun, upaya global untuk menghadapi perubahan iklim masih terbilang kurang memadai. Laporan dari organisasi nirlaba Climate Policy Initiative, yang dikutip oleh WMO, menunjukkan bahwa aliran keuangan global terkait iklim baru mencapai sekitar 1% dari PDB global.

Meskipun ada peningkatan dalam aliran keuangan tersebut, investasi yang lebih besar diperlukan untuk mencapai target-target perjanjian internasional seperti yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.

Ikuti Sekbernews.id di Google News.

Duljanihttp://sekbernews.id
Redaktur yang menulis artikel berbagai topik di Sekbernews.id.
Artikel Terkait
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terkini