Sekbernews.id – Mohammad Mahfud, yang dikenal dengan inisial MD, telah melekat erat pada namanya sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap identik hingga saat ini. Sehingga ada MD di belakang namanya, menjadi Mohammad Mahfud MD.
Namun, saat Mahfud lahir di Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur pada 13 Mei 1957, nama belakang “MD” tidak ada dalam akta kelahirannya. Nama MD mulai melekat pada dirinya selama masa sekolah.
Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Negeri Waru, Pamekasan, Madura. Saat itu, seperti di daerah lain di Indonesia, penduduk Madura belum sepadat sekarang, dan hampir setiap hari ada yang melahirkan.
Ini menyebabkan beberapa teman sebaya memiliki nama yang sama. Hal serupa terjadi ketika Mahfud bersekolah di SMP, tepatnya di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Pamekasan, di mana ada tiga siswa bernama Mahfud di satu kelas. Untuk membedakan ketiganya, wali kelas memberi mereka nama Mahfud A, Mahfud B, dan Mahfud C.
Seiring berjalannya waktu, wali kelasnya mengusulkan agar ketiga Mahfud tersebut menggunakan nama orang tua sebagai nama belakang. Sebagai hasilnya, Mahfud menambahkan nama belakang ayahnya, Mahmodin.
Dua temannya juga mengikuti, menjadi Mahfud Musafa dan Mahfud Hasan Basri. Nama Mahmodin pun disingkat menjadi MD untuk memberikan kesan lebih menawan. Sejak saat itu, Mahfud dikenal dengan nama Mahfud MD.
“Setelah itu saya yang meminta agar nama ayah saya, Mahmodin, disingkat hanya menjadi MD, agar terdengar lebih keren. Sejak itu, nama saya menjadi Mahfud MD,” kata Mahfud dalam sebuah tayangan podcast yang disiarkan di YouTube.
Pendidikan Mahfud terus berlanjut hingga ia mencapai tingkat SMA dan universitas. Seiring dengan perkembangan karirnya, inisial MD terus menyertainya. Bahkan, ijazah pendidikan yang ia peroleh pun mencantumkan MD di belakang namanya, meskipun tidak ada di akta kelahirannya.
Karier awalnya dimulai sebagai seorang dosen di Universitas Gadjah Mada. Setelah itu, ia melangkah ke Jakarta dan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Staf Ahli Menteri Negara Urusan HAM pada tahun 1999. Sejak itu, namanya semakin dikenal secara nasional, dan ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid pada periode 1999-2000.
Mahfud pernah menjelaskan mengapa inisial MD ada di belakang namanya, untuk mengklarifikasi anggapan yang beredar bahwa MD adalah singkatan dari “Minister of Defence”.
“MD adalah singkatan dari nama ayah saya, Mahmodin, bukan ‘Minister of Defence.’ Secara humoris, nama ini sering dianggap sebagai nama yang membawa berkah (keberuntungan),” ungkapnya melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd.
Mahfud adalah seorang tokoh yang telah menjalani berbagai tugas di eksekutif sebagai menteri, di legislatif sebagai anggota DPR, dan di yudikatif sebagai hakim Mahkamah Konstitusi. Inisial MD, yang melekat sejak usia belasan tahun, telah menyertainya sepanjang perjalanan kariernya menuju puncak karier di tingkat nasional.
Saat ini, Mahfud telah didaftarkan sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2024 oleh koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindoke ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 19 Oktober lalu.