Sekbernews.id – JAKARTA Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengkritik tindakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mereka anggap sebagai praktik ‘politik gentong babi’.
Kritik ini disampaikan melalui spanduk yang dipasang saat demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta, yang menampilkan foto Presiden Jokowi sedang menggendong gentong berisi babi.
Menurut Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) BEM SI, Bagus Hadikusuma, istilah ‘politik gentong babi’ merupakan simbol dari penguasa yang menggunakan anggaran negara untuk mempersonifikasi diri mereka sendiri.
Bagus menyatakan bahwa pemerintah Jokowi membagikan bantuan sosial (bansos) dengan mengklaim sebagai bantuan dari Jokowi, padahal dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam aksi yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas, seperti Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Andalas (Unand), dan lain-lain, Bagus menegaskan bahwa mahasiswa hadir sebagai pihak independen dan bukan partisan politik.
Aksi ini dianggap sebagai ekspresi keresahan mahasiswa terhadap pemerintah, yang juga telah diungkapkan oleh para guru besar dan civitas akademika lainnya.
Kritik terhadap ‘politik gentong babi’ ini disampaikan di tengah pemberian bansos baru oleh pemerintah Jokowi, berupa bantuan langsung tunai (BLT) senilai total Rp600 ribu untuk 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang diucurkan pada masa kampanye Pemilu 2024.
Menyikapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengklaim bahwa bansos tersebut tidak terkait dengan kampanye pemilu, meskipun distribusi bansos di masa sensitif menjelang pemilu sering kali dikaitkan dengan praktik pork barrel politics, yang bertujuan meningkatkan popularitas politikus.
