Sekbernews.id – JAKARTA Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) menepis spekulasi mengenai niat Indonesia untuk memperbaiki hubungan dengan Israel demi keanggotaan dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Menjawab isu tersebut, juru bicara Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, pada Jum’at (12/4/2024) menyatakan, “Terkait isu hubungan diplomatik dengan Israel, saya tegaskan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.”
“Terutama di tengah kekejaman Israel di Gaza saat ini, sikap Indonesia tetap tidak berubah, dengan kokoh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka solusi dua negara,” tambahnya.
Iqbal menekankan bahwa Indonesia akan konsisten berdiri di garis terdepan dalam membela hak-hak rakyat Palestina.
Mengenai OECD, Iqbal menjelaskan bahwa proses keanggotaan Indonesia memang akan memakan waktu.
“Ada banyak persiapan yang harus dilakukan Indonesia dalam roadmap menuju keanggotaan OECD, yang direncanakan akan dimulai pada Mei 2024,” ungkapnya.
Menurutnya durasi yang dibutuhkan oleh setiap negara untuk menyelesaikan proses keanggotaan penuh di OECD bervariasi.
“Semuanya tergantung pada kesiapan masing-masing negara. Beberapa negara memerlukan tiga tahun, sementara yang lain membutuhkan lebih dari lima tahun.”
Sebelumnya, laporan menyebutkan bahwa Israel dan Indonesia telah melakukan pembicaraan mengenai normalisasi hubungan antara kedua negara selama tiga bulan terakhir.
Namun, laporan yang belum terverifikasi tersebut mengindikasikan bahwa sebagai imbalan atas pembukaan hubungan dengan Israel, Yerusalem akan menghentikan penghalangan atas keanggotaan Indonesia di OECD, sebuah organisasi ekonomi yang saat ini terdiri dari 38 negara dengan ekonomi terkemuka di dunia.
Dirujuk dari The Times of Israel pada Kamis, 11 April 2024, laporan tersebut menyatakan bahwa OECD juga terlibat dalam pembicaraan tersebut.
Seorang pejabat Israel kemudian mengonfirmasi laporan tersebut kepada The Times of Israel.
Israel dilaporkan telah berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan Indonesia, bersama dengan Arab Saudi dan negara-negara lainnya.
Namun, upaya tersebut dilakukan sebelum konflik Israel dengan Hamas pecah pada 7 Oktober, yang secara luas menghentikan kemajuan pada inisiatif semacam itu.
Meskipun demikian, pada hari Selasa, sebuah pesawat Indonesia berpartisipasi dalam pengiriman bantuan ke Gaza, menandai pertama kalinya pesawat Indonesia melintasi wilayah udara Israel.
Selain The Times of Israel dan Ynet, media Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, juga melaporkan kesepakatan antara Israel dan Indonesia.