Sekbernews.id – JAKARTA Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mempertegas keprihatinannya terhadap tingginya angka tengkes atau stunting yang masih menjadi persoalan serius di Indonesia.
Dalam khutbahnya pada Misa Natal Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta pada Minggu (25/12/2023), ia menyoroti beberapa isu penting yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
Menurut data dari status gizi nasional tahun 2022, Uskup Ignatius menyampaikan bahwa angka prevalensi tengkes, atau kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun, masih cukup tinggi di negara ini, yakni mencapai 21,6 persen.
“Ini adalah angka yang mengkhawatirkan,” ujarnya.
Selain itu, Uskup Ignatius juga memperingatkan akan jumlah makanan yang terbuang secara sia-sia di Indonesia. Dalam penelitian yang dapat dipercaya, disebutkan bahwa setiap tahunnya nilai makanan yang terbuang dihitung dalam rupiah mencapai Rp330 triliun. Hal ini menjadi indikasi serius akan masalah ketidakseimbangan distribusi pangan di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, ia menyoroti adanya kesenjangan ekonomi, politik, dan pendidikan yang semakin melebar di Indonesia, yang juga diperparah oleh penyebaran informasi palsu atau hoax melalui media sosial.
Uskup Agung Jakarta mengajak semua umat untuk merespons fenomena ini dengan sikap kepedulian terhadap sesama.
“Marilah kita bersama-sama mendoakan agar tema Natal tahun ini mendorong kita untuk terus bertanya apa yang dapat kita lakukan guna membantu pertumbuhan dan menjadi pribadi yang mencerminkan kemuliaan Allah, sebagaimana Yesus,” ujarnya.
Di sisi lain, meskipun Indonesia tetap konsisten dalam peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat kerelaan berbagi tertinggi, Uskup Ignatius menegaskan bahwa hal ini tidak boleh membuat masyarakat menjadi congkak. Ia mengingatkan bahwa masih ada realitas pahit seperti masalah tengkes dan kesenjangan yang tidak boleh diabaikan.
“Peringkat pertama dalam kerelaan berbagi selama enam tahun berturut-turut bukanlah alasan untuk merasa superior. Kita harus tetap sadar akan realitas kehidupan sehari-hari di sekitar kita,” tegasnya.
Uskup Agung Jakarta menutup khutbahnya dengan harapan bahwa tema Natal ini dapat membangkitkan semangat untuk bertindak nyata dan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.