Tuesday, November 26, 2024
HomeBisnisMengapa Harga Beras Terus Naik? Ini Penyebabnya

Mengapa Harga Beras Terus Naik? Ini Penyebabnya

Sekbernews.id – JAKARTA Harga beras terus melonjak, mencapai level rekor baru hari ini, Kamis (22/2/2024), demikian Panel Harga Badan Pangan mencatat. Kenaikan tidak hanya terjadi pada beras premium, tetapi juga beras medium.

Harga beras premium naik sebesar Rp60 menjadi Rp16.270 per kg, sementara beras medium mengalami kenaikan sebesar Rp90 menjadi Rp14.230 per kg. Sepekan lalu, pada 15 Februari 2024, harga beras premium dan medium masing-masing berada di Rp15.900 dan Rp13.950 per kg. Harga tersebut jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 dengan besaran Rp. 10.900/kg untuk beras medium dan Rp 13.900/kg untuk beras premium di Zona 1. Sedangkan, di Zona 2 dan 3, HET bervariasi sesuai wilayah. Namun, harga saat ini telah melampaui batas yang ditetapkan.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menunjukkan bahwa perubahan iklim yang tidak menentu menjadi penyebab utama kenaikan harga beras. Banjir di beberapa daerah, seperti Grobogan, mengakibatkan gagal panen dan meningkatkan biaya produksi petani.

“Ini ada potensi gagal. Mudah-mudahan tidak gagal ya, tapi ada potensi yang harus kita waspadai. Itu kan petani mengeluarkan ongkos yang lebih juga,” ujar Ketut.

Dia juga menambahkan bahwa efek dari fenomena cuaca seperti El Nino mempengaruhi produksi padi secara keseluruhan.

Meskipun demikian, Ketut menegaskan bahwa pihaknya tetap mengacu pada data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS. Menurutnya, produksi padi pada Januari-Februari 2024 diperkirakan masih akan kurang dari kebutuhan, tetapi di bulan Maret, surplus diperkirakan mencapai 3,5 juta ton beras.

Di sisi lain, harga gabah juga mengalami kenaikan. Harga Gabah Kering Panen (GKP) mencapai Rp7.500 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp8.000 per kg. Sedangkan, Gabah Kering Giling (GKG) berada dalam kisaran Rp8.200-Rp8.500 per kg. Ketut menjelaskan bahwa kenaikan harga gabah disebabkan oleh produksi yang terkoreksi akibat dampak El Nino yang panjang.

Setelah berkoordinasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pemangku kepentingan lainnya, Ketut menyebut bahwa beberapa petani gagal panen, dan sewa lahan yang naik juga berkontribusi pada kenaikan harga gabah. Selain itu, harga pupuk yang naik akibat perang di Ukraina turut memperparah situasi.

“Kalau GKP/GKG naik, maka sudah pasti harga beras juga naik,” pungkasnya.

Basnursyahhttps://sekbernews.id
Jurnalis Sekbernews.id yang menulis tentang berita nasional, pemerintahan, serta politik.
Berita Terkait

terbaru