Sekbernews.id – IKN Perancang Istana Garuda yang menjadi bagian dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Nyoman Nuarta, memberikan tanggapannya terkait berbagai kritik publik yang diarahkan pada desain bangunan tersebut.
Salah satu kritik yang mencuat adalah mengenai unsur mistis yang dianggap tersirat dalam desain Garuda. Nyoman menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak untuk menafsirkan desain tersebut sesuai dengan pandangan dan pengalaman pribadi mereka masing-masing.
Mengacu pada pernyataannya yang disampaikan melalui Antara, Nyoman menjelaskan bahwa desain Istana Garuda mencerminkan upaya untuk menyatukan lebih dari 1.300 suku yang ada di Indonesia.
Menurutnya, pemilihan representasi Garuda sebagai simbol dalam arsitektur ini adalah solusi yang paling adil dan menghindari potensi kecemburuan antar suku.
Nyoman menyadari bahwa setiap suku di Indonesia memiliki keunikan masing-masing, baik dari segi arsitektur tradisional maupun kerajinan tangan. Dengan memilih Garuda sebagai simbol yang digunakan dalam desain, ia berharap dapat menghindari konflik yang mungkin timbul jika satu identitas suku lebih dominan dalam bangunan tersebut.
Garuda, yang dikenal sebagai lambang negara, dipandang sebagai representasi yang bisa diterima oleh semua suku di Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa lambang Garuda Pancasila yang digunakan dalam desainnya memiliki sejarah yang kuat, diciptakan oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan, yang memperkuat akar nasionalnya.
Nyoman menekankan bahwa tidak ada satu pun suku yang menentang penggunaan Garuda dalam desain tersebut. Menurutnya, kritik yang muncul lebih banyak berasal dari kalangan arsitek yang kalah dalam kompetisi desain.
Selain itu, Nyoman juga menjelaskan mengenai perubahan warna pada bagian depan Istana Garuda, yang secara bertahap akan berubah menjadi hijau kebiruan seperti patung Garuda Wishnu Kencana (GWK) di Bali.
Proses perubahan warna ini, yang dikenal sebagai patina, terjadi secara alami pada permukaan logam seiring berjalannya waktu. Ia menambahkan bahwa struktur bilah baja tahan cuaca yang digunakan dalam bangunan juga akan mengalami perubahan warna dari kemerahan menjadi gelap dalam kurun waktu satu hingga dua tahun.
Dalam menutup penjelasannya, Nyoman mengajak publik untuk bebas menafsirkan desain Garuda tersebut, termasuk bentuk kepala Garuda yang menghadap ke depan, yang menurutnya memperlihatkan kesan gagah.
“Setiap orang berhak memiliki persepsi masing-masing,” pungkasnya.