Sekbernews.id – JAKARTA Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengungkapkan bahwa beras menjadi komoditas pangan utama yang menyumbang signifikan terhadap kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di sejumlah kota di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Kalimantan. Peningkatan harga beras ini mencatatkan pertumbuhan yang cukup pesat dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan harga beras telah melonjak tajam dari 179 wilayah pada minggu ketiga Februari 2024 menjadi 268 Kabupaten/Kota pada minggu keempat. Pudji juga menyoroti kenaikan harga pada beberapa pangan utama lainnya, kecuali daging sapi.
Sejak awal 2022 hingga 2024, harga beras terus mengalami kenaikan, mencapai 15,65% secara year on year pada Januari 2024. Pudji mencatat bahwa kontribusi tingginya harga beras terhadap inflasi secara keseluruhan cukup besar, dengan andil inflasi year on year sebesar 0,56% pada Januari 2024.
Secara nasional, harga beras rata-rata mencapai Rp 15.387 per kilogram (kg). Dalam kurun waktu dari Januari 2024 hingga minggu keempat Februari 2024, terjadi kenaikan harga beras sebesar 5,44%. Peningkatan harga beras ini juga menciptakan ketidakstabilan di beberapa wilayah, terutama di Sumatera dan Jawa, yang mengalami kenaikan harga beras hingga 10%-30%.
Selain beras, komoditas pangan lainnya, seperti cabai merah, juga mengalami kenaikan harga. Pada minggu keempat Februari 2024, jumlah wilayah yang mengalami lonjakan harga cabai merah mencapai 241 Kabupaten/Kota. Peningkatan juga tercatat pada harga daging ayam ras, yang mengalami kenaikan di 184 Kabupaten/Kota.
