Sekbernews.id – TAIPEI Gempa bumi dengan kekuatan mencapai 7,4 skala Richter mengguncang pantai timur Taiwan, pada Rabu (3/4/2024). Gempa ini menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Menurut laporan berbagai sumber, setidaknya sembilan orang telah meninggal dunia akibat peristiwa ini, dan diperkirakan jumlah korban masih akan bertambah seiring dengan penanganan darurat yang masih berlangsung.
Hingga saat ini, lebih dari 700 orang dilaporkan terluka dan 127 orang lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Gempa tersebut terjadi di dekat kota Hualien, yang merupakan salah satu kota terdekat dengan pusat gempa.
Akibatnya, beberapa bangunan di Hualien roboh, menyebabkan kepanikan di antara penduduk setempat dan memicu upaya penyelamatan yang berlangsung intensif.
Wilayah tersebut juga dilanda tanah longsor berskala besar, menambah kesulitan dalam operasi penyelamatan.
Rekaman video dari ibu kota Taipei memperlihatkan gedung-gedung bergoyang akibat getaran gempa. Meskipun pusat gempa terletak di pantai timur Taiwan, getarannya dirasakan hingga ke wilayah pegunungan di pedalaman Taiwan.
Wu Chien Fu, direktur Pusat Seismologi Taipei, mengungkapkan bahwa gempa ini merupakan yang terkuat dalam 25 tahun terakhir di Taiwan. Menurut Survei Geologi AS, pusat gempa terletak sekitar 18 km di selatan kota Hualien.
Para ahli memperingatkan bahwa dampak gempa ini dapat meluas, mengingat kekuatannya yang signifikan dan kedekatannya dengan daratan.
Nasib WNI
Sementara itu, situasi para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Taiwan juga menjadi perhatian.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan adanya WNI yang menjadi korban gempa atau tsunami.
Namun, dengan jumlah WNI di Hualien mencapai 3.343 orang, pemerintah terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Kisah-kisah dramatis dari para korban gempa juga mulai muncul. Mahasiswa Indonesia di National Dong Hwa University, Cladwin Aurelliano, menggambarkan momen ketegangan saat gempa terjadi, di mana barang-barang berjatuhan dan kepanikan melanda kampus.
Para mahasiswa berupaya untuk menjaga diri mereka sendiri sambil menghadapi gempa susulan yang terus menerus.