Sekbernews.id – Banjir tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari, tapi juga membawa dampak serius terhadap kesehatan kulit masyarakat.
Air banjir yang terkontaminasi dapat menyebarkan berbagai penyakit kulit yang perlu diwaspadai.
Dermatitis Alergi
Selama banjir, risiko paparan terhadap zat-zat dalam air banjir meningkat, termasuk bahan kimia dan sampah.
Dermatitis alergi dapat muncul pada individu yang sensitif terhadap bahan-bahan ini, menyebabkan reaksi gatal-gatal pada kulit.
Kurap
Lingkungan lembab selama banjir memicu pertumbuhan jamur Dermatofita.
Infeksi jamur ini, yang pada dasarnya adalah bagian alami dari kulit, dapat menyebabkan kurap terutama di area lipatan tubuh seperti paha dan siku.
Folikulitis
Penyakit kulit ini terjadi akibat peradangan pada folikel rambut, seringkali muncul di area tubuh yang ditumbuhi rambut
Meskipun tidak serius, kondisi ini menyebabkan gatal-gatal dan rasa nyeri.
Gigitan Serangga
Banjir sering kali menarik berbagai jenis serangga seperti nyamuk, semut, kutu, dan kecoa. Gigitan serangga dapat menimbulkan gatal, kemerahan, dan nyeri di area yang terkena.
Kadang-kadang, gejalanya bisa lebih serius seperti demam, mual, dan detak jantung yang cepat.
Kutu Air atau Tinea Pedis
Kutu air muncul pada kulit selama banjir karena kebiasaan orang-orang yang tidak menggunakan alas kaki saat melintasi daerah terendam air.
Hal ini memungkinkan jamur Dermatofita berkembang dengan cepat, meningkatkan risiko terkena kutu air.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap dampak kesehatan akibat banjir, dengan menjaga kebersihan diri, menggunakan perlengkapan pelindung, dan menghindari kontak langsung dengan air banjir yang tercemar.
Langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit kulit yang bisa muncul pasca-banjir.
