Sekbernews.id – JAKARTA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI saat ini tengah menghadapi sebuah kasus serius terkait kebocoran data pemilih yang terjadi baru-baru ini.
Kasus yang mencuat di situs Breach Forums ini menjadi sorotan, dimana KPU RI bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berupaya keras untuk mengungkap kebenaran di balik insiden ini.
Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menyatakan pada Selasa (28/11/2023), bahwa pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan tim cyber untuk menelusuri kasus ini.
“Saat ini, BSSN yang berada di bawah naungan Mabes adalah yang sedang bekerja,” ujarnya. Betty mengakui belum bisa memastikan apakah data yang bocor itu memang milik KPU RI.
“Kami sedang melakukan crosscheck,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang peretas anonim yang dikenal dengan nama “Jimbo” diklaim telah meretas situs kpu.go.id. Dari situs tersebut, “Jimbo” berhasil mendapatkan data pemilih, dan membagikan 500.000 data contoh di Breach Forums.
Sebagaimana diketahui, Breach Forums merupakan sebuah situs yang sering digunakan untuk jual beli hasil peretasan. “Jimbo” juga membagikan tangkapan layar dari situs web cekdptonline.kpu.go.id sebagai bukti kebenaran data yang didapatkannya.
Menurut “Jimbo”, ia menemukan 204.807.203 data unik, angka yang hampir sama dengan jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI.
Data yang didapatkannya mencakup informasi pribadi seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, dan lain-lain, dijual seharga sekitar 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Kasus ini semakin rumit dengan kemunculan tangkapan layar yang menunjukkan halaman situs KPU. Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia (CISSReC), mengungkapkan bahwa “Jimbo” mungkin telah mendapatkan akses login sebagai Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id, melalui metode phishing, social engineering, atau malware.
“Jimbo kemungkinan mengunduh data pemilih dan data lainnya dari sana. Kami juga telah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang kerentanan di sistem KPU pada 7 Juni 2023,” tutur Pratama.
Editor: KACIM