Sekbernews.id – JAKARTA Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) baru saja merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres pada Pilpres 2024 yang menarik dari Pulau Jawa.
Survei yang dilakukan mulai dari 28 November hingga 5 Desember 2023 tersebut mencakup wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan metode penarikan sampel multistage random sampling, survei ini memberikan gambaran signifikan terkait preferensi pemilih menjelang Pemilu 2024.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka muncul sebagai yang paling diminati dengan elektabilitas mencapai 34,2%. Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif’an, menjelaskan bahwa survei di Pulau Jawa dilakukan karena data KPU menunjukkan bahwa setengah dari pemilih pada Pemilu 2024 berada di wilayah tersebut.
“Dalam survei kami, 56% pemilih didapati berada di Pulau Jawa, dengan pemilih orang Jawa tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Ali Rif’an saat merilis survei ASI yang bertajuk ‘Peta Elektoral Pilpres 2024 di Pulau Jawa’.
Temuan dari survei ASI menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di puncak dengan elektabilitas yang signifikan, diikuti oleh Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan 30,7% dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 26,3%.
Namun, survei ini juga menemukan sejumlah pemilih yang tidak menentukan pilihannya (8,7%) serta memperlihatkan bahwa 48,6% pemilih merupakan “strong voters” yang tidak akan mengubah pilihannya.
“Sementara 44,0% lainnya merupakan ‘swing voters’ yang kemungkinan masih dapat berubah, dan 7,4% adalah ‘undecided voters’,” tambah Ali.
Salah satu poin menarik dari survei ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan mereka. Program kerja menjadi faktor utama dengan persentase 30,7%, diikuti oleh karakter jujur dan dapat dipercaya sebesar 19,5%, pengalaman di pemerintahan 10,6%, kecerdasan 8,0%, dan kepedulian terhadap rakyat 7,9%.
Ali Rif’an menyimpulkan bahwa survei tersebut mengindikasikan persaingan yang ketat dalam merebutkan suara di Pulau Jawa. Dia menekankan bahwa tidak ada pasangan capres-cawapres yang mendominasi di wilayah tersebut.
“Kompetisi capres-cawapres di Pulau Jawa masih sangat kompetitif karena belum ada yang unggul secara dominan,” jelas Ali Rif’an.
Dengan demikian, kondisi politik di Pulau Jawa tetap menjadi sorotan karena potensi perubahan dalam preferensi pemilih masih terbuka lebar.
