Jumat, Mei 10, 2024
28 C
Indramayu
BerandaDaerahPasca Gempa Tuban, Muncul Fenomena Gunung Baru atau Bledug Kramesan di Grobogan

Pasca Gempa Tuban, Muncul Fenomena Gunung Baru atau Bledug Kramesan di Grobogan

spot_img

Sekbernews.id – GROBOGAN Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penjelasan terkait fenomena Bledug Kramesan, atau yang dikenal sebagai ‘gunung baru’, yang muncul di wilayah Dusun Medang, Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).

Menurut Badan Geologi, Bledug Kramesan merupakan letupan lumpur dengan intensitas lebih kecil yang dalam prosesnya membentuk sebuah gunungan lumpur. Fenomena seperti ini, sebagaimana dicatat oleh Badan Geologi, telah ada sejak lama dan terdokumentasi dalam beberapa naskah sejarah dari kerajaan-kerajaan di Jawa mengenai kehadiran mud volcano ini. Terletak sekitar 3,4 km dari Bledug Kuwu, Bledug Kramesan memiliki ketinggian sekitar 25 meter dari permukaan tanah.

Dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (26/3/2024), Badan Geologi menjelaskan bahwa Bledug Kramesan terbentuk dari material lumpur diapir yang naik ke permukaan melalui rekahan-rekahan maupun struktur sesar di bawah tanah. Berbagai faktor geologis mempengaruhi terbentuknya mud diapir, termasuk tektonik penurunan yang stabil, pengendapan cepat dari sedimen muda yang tebal, serta keberadaan lapisan plastis di bawah permukaan.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa secara struktur geologis, Bledug Kramesan terletak di area yang tidak padat patahan dan kelurusan karena sifatnya yang plastis. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur geologis berupa antiklin dengan sumbu relatif Barat Daya – Timur Laut.

Pengaruh kegempaan terhadap fenomena mud diapir dan mud volcano juga dijelaskan oleh Wafid, menyatakan bahwa gempa dapat membuka rekahan-rekahan yang memungkinkan material lumpur naik ke permukaan.

Terkait dengan peningkatan aktivitas semburan lumpur pasca gempa di Bawean pada 22 Maret 2024, dengan skala 6.5 SR, Badan Geologi mencatat bahwa hal ini dapat disebabkan oleh sistem migrasi hidrokarbon atau lumpur yang lebih aktif karena adanya rekahan atau patahan akibat gempa. Hal ini mengakibatkan gejolak lumpur di sekitar Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan menemukan jalannya keluar melalui rekahan yang terbentuk.

Badan Geologi mengimbau agar masyarakat di sekitar area Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan tidak perlu merasa panik. Mereka juga memperingatkan agar tidak mempercayai berita yang tidak bertanggung jawab serta tidak jelas dasar keilmuannya yang dapat memberikan penafsiran yang beraneka ragam. Badan Geologi akan terus memantau perkembangan fenomena alam ini untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.

Dengan demikian, fenomena Bledug Kramesan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Badan Geologi, bukanlah hal yang luar biasa dan telah menjadi bagian dari geologi alamiah di wilayah tersebut.

Ikuti Sekbernews.id di Google News.

Ucuphttps://sekbernews.id
Jurnalis Sekbernews.id yang menulis tentang berita-berita daerah di seluruh Indonesia.
Artikel Terkait
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terkini