Wednesday, November 13, 2024
HomeBisnisJokowi Resmikan 3 Smelter Bernilai Rp104 Triliun

Jokowi Resmikan 3 Smelter Bernilai Rp104 Triliun

Sekbernews.id – MEMPAWAH Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua hari berturut-turut meresmikan tiga fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Di antaranya smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, serta fasilitas produksi bauksit PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat.

Saat memberikan sambutan di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia telah memulai produksi katoda tembaga dari dua smelter konsentrat tembaga, yakni di Sumbawa yang dikelola Amman Mineral dan di Gresik yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia.

Smelter-smelter tersebut tidak hanya memproduksi tembaga, tetapi juga emas dan perak sebagai produk sampingan.

Dalam pernyataannya di Mempawah, Selasa (24/9/2024), Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa perjalanan untuk menyelesaikan proyek-proyek ini tidak mudah. Namun, dengan semangat dan visi yang kuat, industrialisasi di Indonesia kini mulai terbentuk. “Ini adalah awal dari industrialisasi di negara kita,” kata Jokowi.

Secara rinci, proyek smelter milik Amman Mineral bernilai Rp 21 triliun, smelter Freeport Indonesia berinvestasi Rp 58 triliun, dan SGAR Fase 1 diperkirakan bernilai US$ 900 juta atau Rp 16 triliun. Selain itu, Fase 2 SGAR diproyeksikan bernilai US$ 800 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun.

Upaya pembangunan smelter di Indonesia merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan ekspor bahan mentah. Jokowi mengungkapkan, Indonesia telah lebih dari 400 tahun mengekspor bahan mentah, yang justru mendorong negara-negara pengimpor menjadi negara maju, sementara Indonesia tertinggal dalam proses industrialisasi.

Jokowi juga menyoroti bahwa meskipun Indonesia menghentikan ekspor nikel empat tahun lalu, Uni Eropa memang sempat menggugat Indonesia ke WTO, tetapi setelah itu tidak ada keluhan lebih lanjut. Hal yang sama terjadi saat Indonesia menghentikan ekspor bauksit, tanpa ada tuntutan yang diajukan oleh pihak luar.

Berikut adalah rincian tiga proyek smelter yang diresmikan oleh Presiden Jokowi:

  1. Smelter Tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk

Smelter ini terletak di Sumbawa Barat, NTB, dengan kapasitas pemrosesan 900.000 ton konsentrat tembaga setiap tahun. Fasilitas ini mampu menghasilkan 220.000 ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 860 ton produk sampingan berupa asap sulfat per tahun. Total investasi proyek ini mencapai Rp 21 triliun.

  1. Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia

Berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, smelter Freeport ini menjadi yang terbesar di dunia dengan kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Bersama dengan smelter PT Smelting, total kapasitas pemurnian mencapai 3 juta ton konsentrat tembaga setiap tahunnya, menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak. Nilai investasi smelter ini mencapai Rp 58 triliun, dengan penyediaan lapangan kerja bagi 40.000 orang selama konstruksi dan 2.000 orang saat beroperasi.

  1. Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia

Proyek ini berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan investasi total fase pertama dan kedua mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,7 triliun. Fase pertama smelter ini didesain untuk memproduksi hingga 1 juta ton alumina per tahun. Alumina yang dihasilkan akan dipasok ke PT Inalum di Sumatera Utara, yang saat ini membutuhkan 600.000 ton alumina per tahun. Sisa produksinya akan digunakan untuk pasar domestik atau diekspor.

Proyek SGAR Fase 1 ini diharapkan dapat mulai beroperasi secara penuh pada kuartal pertama tahun 2025, dengan target operasi komersial pada akhir Februari 2025. Sementara itu, ekspansi Fase 2 yang direncanakan juga di Mempawah akan meningkatkan kapasitas produksi alumina hingga 1 juta ton per tahun, dengan target operasi pada tahun 2028.

Basnursyahhttps://sekbernews.id
Jurnalis Sekbernews.id yang menulis tentang berita nasional, pemerintahan, serta politik.
Berita Terkait

terbaru