Sekbernews.id – JAKARTA Anies Baswedan yang merupakan bakal calon presiden menyebut bahwa politik identitas tidak bisa dihindari.
Ia menyebut calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas. Sehingga politik identitas akan selalu ada.
“Misalnya calon yang bersaing itu laki-laki dan perempuan, maka disitu ada identitas gender,” ungkap Anies Baswedan, di Hotel Shangri-La Surabaya, pada Jum’at (17/3) lalu.
Pada acara diskusi dengan pimpinan redaksi media massa yang dihelat Partai Nasdem itu, Anies menjabarkan politik identitas dengan variasinya.
Anies menyebut perumpamaan lain, misalnya jika ada kandidat yang berbeda suku, maka politik identitas kesukuan itu akan muncul.
Ia mencontohkan pengalamannya ketika berkompetisi dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI 2017 silam.
Keduanya memiliki identitas berbeda soal agama. Maka latar belakang keagamaan ini menguat pada Pilkada tersebut.
Anies menganggap politik identitas tidak terlalu penting, sebab yang lebih penting baginya adalah pasca perhelatan.
“Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah mesti mengakui kekalahannya,” ungkap Anies.
Anies juga tak mempermasalahkan bagi orang yang tak suka dengannya. Meski begitu ia tetap akan mengajak orang yang kompeten di bidangnya.
“Saya akan mengajak siapapun untuk berdiskui, bersama-sama membangun gerakan yang kontributif membawa perubahan,” pungkasnya.