Sekbernews.id – INDRAMAYU PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) VI Balongan resmi meluncurkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) inovatif bertajuk Telur Barter Sampah & Minyak Jelantah, Jumat (12/9/2025) kemarin.
Inisiatif ini digagas bersama Bank Sampah Wiralodra, mitra binaan Kilang Balongan, dengan tujuan memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga kebersihan lingkungan di sekitar wilayah operasional kilang. Melalui program ini, warga Desa Balongan dapat menukarkan sampah plastik maupun minyak jelantah dengan kebutuhan pokok berupa telur ayam.
Menurut Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, program ini bukan sekadar kegiatan sosial, melainkan upaya nyata untuk membangun ekosistem keberlanjutan yang melibatkan masyarakat.
“Harapan kami, inisiatif ini menjadi model kolaborasi yang efektif antara perusahaan, mitra binaan, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang bersih sekaligus mandiri,” ujarnya.
Zulkifli menegaskan, Pertamina Balongan ingin menunjukkan bahwa sampah memiliki nilai ekonomi yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Program ini juga bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan ketahanan pangan di sekitar wilayah operasional,” tambahnya.
Sementara itu, Pengelola Bank Sampah Wiralodra, Matori, menjelaskan bahwa sebelum program dijalankan, banyak warga masih membuang atau membakar sampah sembarangan akibat keterbatasan fasilitas pengelolaan. Namun kini kesadaran warga untuk memilah dan mengumpulkan sampah meningkat signifikan.
“Manfaatnya jelas terasa. Lingkungan lebih bersih, dan masyarakat bisa mendapatkan telur dari sampah atau minyak jelantah yang ditukarkan. Aksi kecil dengan dampak besar: sampah bisa menjadi sumber protein,” kata Matori.
Mekanisme penukaran pun dibuat sederhana dan transparan. Setiap 1 kilogram sampah plastik dapat ditukar dengan 1 butir telur, sementara 1,5 liter minyak jelantah diganjar 2 butir telur. Batas maksimal penukaran ditetapkan 10 kilogram sampah per orang per hari.
Agar hasil daur ulang memiliki kualitas baik, sampah yang diserahkan wajib dalam kondisi bersih. Dengan langkah ini, program diharapkan tidak hanya menekan jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah.