Sekbernews.id – LUWU Polisi berhasil menangkap satu terduga pelaku pembakaran Pondok Pesantren Darul Istiqamah yang terletak di daerah Belopa, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kapolres Luwu, AKBP Arisandi kepada kumparan pada hari Jumat (15/12/2023).
Walau demikian, identitas terduga pelaku belum diungkapkan oleh pihak kepolisian. Kapolres Arisandi menyatakan bahwa pengembangan kasus ini masih berlangsung dan tidak menutup kemungkinan adanya pelaku lain terlibat dalam insiden tersebut.
“Dalam pengembangan kasus ini, kami masih mencari pelaku lainnya sesuai dengan identifikasi peran masing-masing saat kejadian. Kami masih mengidentifikasi jumlah terduga pelaku. Yang pasti, satu orang sudah teridentifikasi,” ungkapnya.
Arisandi menegaskan bahwa yang menjadi sasaran pembakaran adalah dinding tripleks dan satu sofa, bukan keseluruhan pondok pesantren. Terkait dugaan pelecehan, Arisandi menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam proses penyelidikan dan belum dapat dipastikan.
“Dalam hal pembakaran itu, bukan pembakaran pada seluruh pondok pesantren. Yang terbakar adalah dinding tripleks dan satu sofa (tempat duduk). Ini merupakan percobaan pembakaran yang berhasil dipadamkan,” jelasnya.
Sejumlah santri yang sedang menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Darul Istiqamah telah diungsikan ke tempat yang dianggap lebih aman.
“Santri saat ini telah diungsikan ke pondok pesantren lain yang merupakan cabang dari Pondok Pesantren Darul Istiqamah itu sendiri, yang terletak di wilayah Suli, Kabupaten Luwu,” kata Arisandi.
Muallim Arif, pengurus pondok pesantren, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian meminta agar pondok pesantren dikosongkan sementara.
“Iya, pihak kepolisian meminta agar pesantren dikosongkan,” ucap Muallim.
Namun, Muallim menilai tindakan ini bukan solusi yang tepat. Pengosongan pondok pesantren dianggapnya hanya akan memperburuk keadaan, memungkinkan pihak yang selama ini melakukan serangan terhadap pesantren untuk menguasai lokasi tersebut.
“Jika kami meninggalkannya, mereka yang biasanya menyerang pesantren akan menguasai lokasi. Di mana lagi anak-anak kita akan belajar? Bahkan saat kami masih berada di sana, mereka (pelaku) tetap melakukan intimidasi dan bahkan sempat membatasi akses keluar masuk,” ungkapnya.
Muallim berharap agar permasalahan ini dapat segera diselesaikan dan mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku yang melakukan serangan terhadap Pondok Pesantren Darul Istiqamah.
“Kami hanya menginginkan keadilan,” tegasnya.