Sekbernews.id – INDRAMAYU Rencana revitalisasi Pasar Wanguk di Desa Kedungwungu, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, menuai gelombang penolakan dari warga dan para pedagang. Mereka menilai proyek tersebut tidak mendesak dan justru mengabaikan persoalan utama yang selama ini dihadapi masyarakat, yakni buruknya sistem drainase yang menyebabkan banjir setiap kali hujan turun.
Para pedagang pasar dengan tegas menolak rencana relokasi yang diusulkan Pemerintah Desa Kedungwungu. Mereka bahkan mendesak agar proyek revitalisasi ditunda hingga tahun 2030. Penolakan itu berlandaskan pada Peraturan Desa (Perdes) Tahun 2010 yang masih mereka anggap sah dan berlaku.
Sejumlah pedagang membantah kabar yang menyebut mereka telah menyetujui relokasi. Menurut mereka, pihak yang menyatakan kesediaan pindah bukanlah pedagang asli, melainkan anggota panitia pembangunan pasar.
Berbeda dengan klaim pemerintah desa yang menyebut pembangunan ulang pasar diperlukan karena struktur bangunannya terlalu rendah dan sering terendam banjir, warga dan pedagang menegaskan bahwa sumber permasalahan sebenarnya terletak pada drainase yang sudah lama tidak berfungsi.
“Saya lahir di sini, dan sejak dulu drainase tidak pernah diperbaiki atau dikuras. Masalah banjir itu karena saluran air rusak dan mampet, bukan karena bangunan pasar,” ujar tokoh masyarakat setempat, Pak Nang, Senin (27/10/2025).
Ramli, warga lainnya, juga menilai proyek revitalisasi tidak tepat sasaran. Ia menekankan bahwa perbaikan saluran air seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah desa. “Lihat selokannya, sudah rusak semua. Itu yang harus diperbaiki dulu,” katanya.
Salah satu pedagang pasar, Linda Rahayu, turut mempertanyakan urgensi rencana pembongkaran pasar. “Urgensinya apa sampai harus dipaksakan begitu? Kondisi pasar masih layak digunakan pedagang,” ujarnya.
Para pedagang juga mempertanyakan transparansi pengelolaan dana retribusi pasar. Mereka mengungkapkan bahwa 10 persen dari pungutan retribusi seharusnya dialokasikan untuk perawatan fasilitas umum pasar, namun hingga kini tidak pernah direalisasikan.
Melihat polemik yang kian memanas, Wakil Bupati Indramayu turun tangan menanggapi. Ia menyatakan memahami niat baik pemerintah desa dalam melakukan revitalisasi, namun juga menekankan pentingnya mempertimbangkan kondisi pedagang yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi.
“Pedagang saat ini sedang kesulitan dan belum siap dipindahkan. Jadi, sebaiknya kita tunda dulu dan cari solusi terbaik,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disambut positif oleh warga dan pedagang. Mereka berharap pemerintah daerah dapat menjadi penengah yang bijak dalam persoalan ini dan memprioritaskan perbaikan drainase yang sudah lama dikeluhkan.
Hingga kini, rencana revitalisasi Pasar Wanguk masih menimbulkan pro dan kontra. Warga dan pedagang sepakat bahwa pasar tradisional tersebut masih layak digunakan, asalkan sistem drainase di sekitarnya segera diperbaiki.



