Sekbernews.id – INDRAMAYU Jumlah pasien yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu, Jawa Barat, mengalami lonjakan yang signifikan hingga mencapai 600 persen atau enam kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mayoritas pasien yang terdampak adalah balita dan anak-anak.
Data terbaru dari RSUD Indramayu menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Mei 2024, tercatat sebanyak 64 pasien DBD menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Angka ini jauh meningkat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana hanya terdapat 11 kasus.
“Tercatat sebanyak 64 kasus DBD dalam sistem informasi Rumah Sakit (SIM RS) dari Januari hingga Mei 2024. Angka ini meningkat sekitar 600 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” ujar Tarmudi, Humas RSUD Indramayu, dalam keterangannya pada Kamis (16/5/2024).
Tarmudi juga menyampaikan bahwa dari 64 pasien DBD yang dirawat di RSUD Indramayu, terdapat satu kasus yang berujung pada kematian seorang anak berusia enam tahun.
Penyebab meningkatnya kasus DBD ini diduga karena penurunan daya tahan tubuh dan kemungkinan adanya keterlambatan dalam penanganan, terutama penanganan lanjutan di rumah sakit.
Lebih lanjut, Tarmudi mengungkapkan bahwa sekitar 95 persen pasien DBD yang dirawat di RSUD Indramayu adalah balita dan anak-anak.
“Hampir seluruhnya pasien merupakan anak-anak, dengan mayoritas balita. Meskipun ada juga pasien dewasa, namun jumlahnya tidak signifikan,” tambahnya.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Tarmudi mengimbau masyarakat untuk aktif dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M, yaitu Membersihkan, Mengubur, dan Menguras genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, vektor penyebab DBD.
“Kami mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan PSN secara rutin, terutama saat menemukan genangan air, guna mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti,” tuturnya.
Sementara itu, Tarmudi juga menyampaikan harapannya agar kasus DBD di Kabupaten Indramayu tidak terus meningkat hingga akhir tahun 2024.
“Kami berharap tidak ada peningkatan lebih lanjut pada kasus DBD ini. Namun, kami sebagai pihak rumah sakit telah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk menangani kasus DBD yang terjadi,” tandasnya.