Sekbernews.id – JAKARTA Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud Md, mengumumkan rencana pengunduran dirinya dari posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) pada Rabu (31/1/2024).
Pengumuman ini menimbulkan beragam respons, termasuk dari pihak Gerindra yang mempertanyakan timing pengumuman tersebut.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, mengungkapkan penghargaannya terhadap keputusan Mahfud Md, meskipun ia mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut, khususnya mengenai waktunya yang berdekatan dengan hari pencoblosan Pemilu 2024, hanya 14 hari sebelumnya.
“Kami menghormati putusan Pak Mahfud untuk mengundurkan diri sebagai Menko Polhukam. Mungkin beliau merasa rangkap jabatan sangat menguras energi atau merasa kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya di posisi Menko Polhukam,” ungkap Habiburokhman.
Habiburokhman juga menyoroti bahwa secara regulasi, tidak ada larangan bagi seseorang untuk merangkap posisi sebagai cawapres dan menteri. Namun, ia menilai keputusan Mahfud untuk mundur dapat dianggap sebagai strategi politik yang tidak berhasil.
“Bisa jadi ini gimik politik yang gagal. Jika rangkap status dianggap tidak bermartabat oleh Prof Mahfud, mengapa beliau baru mundur sekarang?” tukas Habiburokhman.
Dalam pengumumannya, Mahfud Md menyatakan bahwa ia telah menyiapkan surat pengunduran diri yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo pada hari Kamis, setelah acara di Aceh.
“Saya besok akan menghadap Presiden sebagai etika. Saya ingin pergi dengan penuh kehormatan,” ungkap Mahfud.
Mahfud menjelaskan bahwa keputusan ini diambil agar tugas Menko Polhukam tidak terganggu oleh aktivitas kampanyenya.
“Saya diangkat oleh Presiden dengan penuh kehormatan, dan saya sangat menghormati beliau. Sekarang, karena saya memiliki pilihan politik sendiri dalam Pemilu, saya merasa harus mundur agar tidak mengganggu jalannya pemerintahan,” ujar Mahfud.