Indramayu, 3 September 2024 – Selama 30 tahun, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit VI Balongan telah menjadi tulang punggung energi bagi bangsa ini. Dalam kurun waktu tersebut, Kilang Balongan telah menyediakan bahan bakar yang menopang berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga kebudayaan.
Kilang Balongan mulai dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1994. Sejak saat itu, kilang ini setia menemani masyarakat Indonesia dengan menyediakan energi berkualitas tinggi dan ramah lingkungan yang memungkinkan kegiatan sehari-hari berlangsung dengan lancar.
Sejarah Kilang Balongan: Dari EXOR-I Hingga Saat Ini
Pada awalnya, Kilang Balongan didesain sebagai kilang yang fokus pada peningkatan nilai tambah bagi negara melalui ekspor sektor migas dan non-migas, dengan nama EXOR-I (Export Oriented Refinery I) dan kapasitas produksi 125 MBSD.
- 2003: Dilakukan peningkatan kapasitas produksi menjadi 130 MBSD melalui revamping tahap I.
- 2005: Didirikan Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) dengan kapasitas 52 MBSD untuk memproduksi bahan bakar ramah lingkungan bebas timbal.
- 2008: Peningkatan produksi Propylene melalui proyek revamping tahap II.
- 2013: Ekspansi ke bidang petrokimia dengan mendirikan kilang ROPP yang meningkatkan produksi propylene menjadi 490 MTPD.
- 2022: Melalui program Refinery Development Master Plant (RDMP) Phase 1, kapasitas pengolahan Kilang Balongan ditingkatkan dari 125.000 MBSD menjadi 150.000 MBSD untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Menjawab Tantangan Global dengan Energi Ramah Lingkungan
Kilang Balongan tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga pada kualitas dan keberlanjutan. Kilang ini berkomitmen untuk mendukung transisi energi global dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang lebih ramah lingkungan dan berbahan bakar nabati. Selain itu, Kilang Balongan juga terus bersiap untuk memperluas bisnis petrokimia.
Produk unggulan seperti Pertamina Dex yang memiliki kandungan sulfur maksimum 10 ppm, setara dengan standar EURO V, telah berhasil menurunkan emisi SOx hingga 98%, menjadikan Kilang Balongan sebagai salah satu kilang paling ramah lingkungan di Indonesia.
Keberhasilan dan Inovasi: Kerja Keras Perwira Kilang Balongan
Keberhasilan yang diraih Kilang Balongan tidak lepas dari kerja keras dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan oleh para Perwira. Selain itu, dukungan dari masyarakat dan stakeholder terkait juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan operasional kilang ini.
Kilang Balongan juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dengan meraih Penghargaan PROPER EMAS pada tahun 2015, yang pertama di Direktorat Pengolahan, serta penghargaan PROPER EMAS lima kali berturut-turut dari 2015 hingga 2020.
Pernyataan General Manager RU VI Sugeng Firmanto
Dalam rangka merayakan HUT ke-30 Kilang Balongan pada 27 Agustus 2024, General Manager RU VI Sugeng Firmanto menyatakan, “Raihan pencapaian dan penghargaan ini menunjukkan bahwa Kilang Balongan selalu peduli terhadap pemberdayaan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan keberlanjutan bisnis dengan menjalankan operasi kilang yang berlandaskan aspek Health, Safety, Security, Environment (HSSE) berstandar tinggi.”
Komitmen pada Masa Depan: Mendukung Net Zero Emission 2060
Kilang Balongan akan terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengadopsi teknologi baru, mengembangkan produk unggulan, dan menerapkan standar internasional dalam manajemen mutu. Kilang ini juga berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Environmental, Social & Governance (ESG).
Sebagai kilang tercanggih di Indonesia, Kilang Balongan memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan pasokan BBM untuk wilayah Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi besar bagi PT Pertamina (Persero) dan negara.