Sekbernews.id – KIEV Rusia melancarkan serangan besar terhadap infrastruktur energi Ukraina, yang menurut pihak berwenang merupakan serangan skala besar ke-12 terhadap fasilitas energi sepanjang tahun ini.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melaporkan bahwa serangan tersebut melibatkan 93 rudal dan lebih dari 200 drone, meskipun 81 rudal berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina.
Serangan ini menyasar wilayah barat Ukraina, mengakibatkan kerusakan pada fasilitas energi di sejumlah daerah, beberapa di antaranya mengalami kerusakan parah.
Pejabat di Ivano-Frankivsk menyebut serangan ini sebagai yang terburuk yang pernah terjadi di wilayah tersebut.
Pihak Moskow menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas serangan Ukraina terhadap pangkalan udara militer di barat daya Rusia menggunakan rudal buatan Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan majalah Time pada Kamis, bertepatan dengan penobatannya sebagai Person of the Year, Presiden terpilih AS Donald Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap penggunaan rudal buatan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia, menyebutnya sebagai tindakan “gila”.
“Kita hanya memperburuk situasi perang ini,” ujar Trump dengan nada tegas.
Pada Jumat, Kremlin menanggapi pernyataan Trump tersebut, dengan menyebut bahwa pandangan Trump “sejalan sepenuhnya” dengan posisi Moskow.
“Itu mengesankan kami,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada media. “Jelas bahwa Trump memahami apa yang memperburuk situasi saat ini.”
Trump juga menyatakan kepada Time bahwa ia ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang, dengan menegaskan bahwa langkah tersebut hanya bisa diwujudkan jika tidak ada pihak yang meninggalkan meja perundingan.
Serangan Rusia terjadi pada hari terdingin musim dingin Ukraina sejauh ini, dengan suhu mencapai sekitar -6°C. Selain kerusakan parah di Ivano-Frankivsk, fasilitas energi dan infrastruktur di wilayah Lviv dan Ternopil juga menjadi sasaran.
Namun, menurut Gubernur Ruslan Kravchenko, tidak ada infrastruktur penting atau tempat tinggal yang terkena serangan di wilayah Kiev.
Dampak dari serangan ini memaksa lima dari sembilan reaktor nuklir yang beroperasi di Ukraina untuk mengurangi kapasitas produksinya.
Perusahaan Listrik Nasional Ukraina, Ukrenergo, memberlakukan pembatasan pasokan listrik yang lebih ketat pada Jumat, termasuk pemadaman bergilir di seluruh wilayah negara tersebut.
Ukrenergo juga mengumumkan rencana untuk mengimpor listrik dari Polandia, Rumania, Slovakia, Hongaria, dan Moldova.
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia.
Serangan pertama menggunakan rudal jarak jauh ini terjadi sehari setelah izin diberikan, dengan otoritas Rusia melaporkan bahwa wilayah Bryansk, yang berbatasan dengan Ukraina, menjadi sasaran.
Sejak Oktober 2023, Ukraina telah menggunakan rudal ATACMS untuk menyerang target yang dikuasai Rusia di wilayah Ukraina. Namun, izin terbaru ini memungkinkan serangan ke wilayah Rusia sendiri.
Rusia, yang memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, telah merebut kembali sekitar 2.350 kilometer persegi wilayah, termasuk di timur Ukraina dan wilayah Kursk di barat Rusia.