Sekbernews.id – BOYOLALI Sejumlah karangan bunga yang menunjukkan dukungan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah bermunculan di berbagai titik Kota Boyolali, Jawa Tengah, setelah terjadi insiden penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud oleh anggota Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali pada Sabtu (30/12/2024) yang lalu.
Tanda dukungan dalam bentuk karangan bunga mulai terlihat sejak Minggu (31/12/2023) di sekitar Asrama Kompi, dekat Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali, dan meluas hingga perlintasan lampu merah Sonolayu.
Beberapa tulisan yang terdapat pada karangan bunga tersebut antara lain:
“Suara Bising Bikin Pusing (Aku Mendukungmu)”
“Sampun Leres Pak – Boyolali Anti Wer-Wer”
“TNI Mewakili Perasaan Masyarakat Boyolali”
“We Love U Pak Tentara – Warga Boyolali Cinta Damai”
“TNI YES, Provokasi NO”
“Dibelakang TNI Ada Rakyat”
Menurut Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, karangan bunga tersebut muncul secara tiba-tiba dan belum diketahui pengirimnya.
“Tiba-tiba saja bunga-bunga itu muncul, kami tidak mengetahui siapa yang mengirimnya. Namun, kami menghadapinya dengan bijak sebagai wujud rasa simpati,” ungkap Wiweko kepada media pada Selasa (2/1/2024).
Wiweko menekankan bahwa yang terpenting saat ini adalah keadaan batin anggota Yonif 408 tetap fokus dalam melanjutkan pengabdiannya kepada bangsa dan negara.
“Pesan yang terkandung dalam karangan tersebut adalah tentang perdamaian dan menghindari provokasi yang dapat berdampak negatif pada situasi dan kondisi keamanan di wilayah ini,” tegas Wiweko.
Sementara itu, suasana di Markas Yonif 408 tetap berjalan seperti biasa meskipun 6 personil Yonif 408 telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud.
“Pengabdian di Markas Yonif 408 tetap berjalan seperti biasa. Tentu saja, ini menjadi pembelajaran bagi institusi TNI,” jelas Wiweko.
Berdasarkan pantauan media, sebagian warga Boyolali merasa terganggu dengan suara bising dari knalpot motor yang mengeluarkan suara brong pada Sabtu lalu. Oleh karena itu, tidak sedikit yang mendukung sikap tegas anggota TNI yang dianggap mewakili penduduk setempat.
“Siapapun yang sedang berkampanye, tolong tetap menjaga ketertiban. Ketika adzan berkumandang, berhentilah sejenak. Hindarilah penggunaan knalpot yang mengeluarkan suara brong karena sangat mengganggu,” ujar Kasno, seorang warga.
“Saya merasa terganggu dengan suaranya. Namun, jika itu tugas dari TNI untuk menjaga ketertiban masyarakat, maka mereka sedang melakukan tugasnya,” ungkap Sutrisno, warga lainnya.
“Ini mungkin terlihat keras atau ekstrem bagi sebagian orang. Namun, bagi yang langsung merasakannya, hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan kegelisahan,” kata Sutanto, salah seorang warga lainnya.