Sekbernews.id – INDRAMAYU Kehadiran pabrik sepatu di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, disambut baik oleh masyarakat sekitar, karena adanya harapan besar dari warga untuk dapat bekerja di wilayahnya.
Namun demikian, hal itu masih di cemaskan oleh beberapa warga Kecamatan Krangkeng yang ijazah anaknya masih tertahan di sekolah.
Hal tersebut terungkap saat Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono, menggelar reses di Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (12/11/2024).
Ia mendapat keluhan dan aspirasi masyarakat soal ijazah sekolah baik yang masih MTS, Aliyah, hingga SMK yang berada di Kecamatan Krangkeng.
Orang tua Robingatul Ngadawiyah, Torikin, menyampaikan ijazah anaknya masih ditahan di salah satu SMK di Kecamatan Krangkeng.
“Minta tolong Pak Ono, supaya ijazah anak saya bisa di ambil, karena sebentar lagi kan ada pabrik, agar bisa ngelamar kerja,” keluhnya
Senada, hal tersebut juga disampaikan Sukina, orang tua Subayu, yang ijazahnya masih ditahan di pihak sekolah juga.
“Anak saya namanya Subayu, sekolahnya di MA Kalianyar, ijazahnya masih belum di ambil masih ditahan pihak sekolah,” cetusnya
Menaggapi hal tersebut, Ono Surono akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan, untuk mengurai masalah tersebut dan dapat di selesaikan.
“Ini akan segera kita urus, nanti tolong di data secara kolektif, siapa saja yang ijazahnya belum diambil di sekolah, akan segera kita bantu,” tandasnya.
Ono Surono yang pernah menjabat Anggota DPR RI 2 periode itu menegaskan, kedepan tidak boleh ada lagi ijazah yang di tahan oleh pihak sekolah dengan alasan apapun.
“Termasuk soal pungutan pungutan liarnya,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, adanya pabrik di Kecamatan Krangkeng bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan juga sebuah tonggak baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan investasi yang cukup besar dan potensi penyerapan tenaga kerja yang banyak.
“Dengan dibangunnya pabrik sepatu tersebut, maka akan terbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indramayu, khususnya masyarakat di sekitar lingkungan pabrik,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Ono, masalah ijazah yang masih ditahan oleh pihak sekolah, akan segera diperjuangkan untuk bisa di ambil, agar bisa digunakan sebagai syarat melamar kerja.
Diketahui, pabrik sepatu di Kecamatan Krangkeng tersebut diprediksi akan menyerap sebanyak 4.000-5.000 pekerja, dengan nilai perbandingan 80% perempuan dan 20% laki-laki.