Sekbernews.id – GUNUNGKIDUL Gunungkidul digemparkan dengan kabar meninggalnya Musri (53), warga Selorejo, Sodo, Paliyan, setelah diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi belalang bulus, yang dikenal juga sebagai belalang setan.
Insiden ini terjadi pada Sabtu (3/12/2024) lalu saat korban menyantap belalang bersama suaminya. Dua hari kemudian, korban dilaporkan meninggal dunia.
Kapolsek Paliyan, AKP Solechan, menyatakan bahwa kasus ini sedang ditangani dan dugaan sementara mengarah pada keracunan akibat konsumsi belalang bulus. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, benarkah belalang setan bisa menyebabkan kematian?
Mengenal Belalang Setan
Belalang setan, atau Aularches miliaris, merupakan serangga yang sering dianggap sebagai hama pertanian. Serangga ini unik karena memiliki mekanisme pertahanan diri yang menarik.
Menurut penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM), belalang ini mengeluarkan busa atau cairan berbau menyengat untuk menghindari predator. Cairan ini kerap dianggap beracun, namun penelitian menyatakan cairan tersebut tidak membahayakan manusia.
Selain cairan beracun, belalang ini juga menghasilkan suara berderit yang berfungsi sebagai bentuk pertahanan diri, mirip suara yang dihasilkan saat kawin. Karena sifat-sifat ini, belalang ini dijuluki belalang setan.
Meski tubuhnya berwarna cerah, belalang setan bergerak sangat lamban, hanya bisa melompat rendah, dan tidak terbang seperti belalang pada umumnya. Hal ini membuatnya mudah ditangkap. Di Indonesia, belalang ini masih ditemukan di daerah seperti Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Fakultas Pertanian UGM menyebutkan bahwa cairan berbau busuk dari belalang setan adalah bagian dari mekanisme pertahanan alaminya dan tidak beracun bagi manusia. Namun, konsumsi serangga ini tetap harus dilakukan dengan hati-hati, terutama jika tidak diolah dengan benar.