Sekbernews.id – INDRAMAYU Pertamina terus melakukan inovasi di bidang energi sebagai bentuk komitmen dalam mendukung target Indonesia Net Zero Emission pada 2060.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah membangun pembangkit listrik rendah emisi melalui proyek Flare Gas to Power di kilang-kilang Pertamina.
Untuk mewujudkan proyek ini, PT Pertamina (Persero) mendorong kolaborasi antara Pertamina New & Renewable Energy (NRE) dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Kilang Pertamina Balongan menjadi lokasi pertama dengan kapasitas listrik yang akan dihasilkan mencapai 10 MW.
Flare Gas to Power bekerja dengan menangkap gas buang dari Unit NPU yang sebelumnya dibakar di udara. Gas tersebut diolah melalui sistem pemurnian sebelum dialirkan ke turbin gas atau mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.
Beberapa peralatan utama yang digunakan dalam proyek ini antara lain gas mixing station & gas scrubber, gas turbine generator, dan heat recovery steam generator. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Direktur Operasi PT KPI Didik Bahagia meninjau sekaligus meresmikan area pembangunan pembangkit listrik ini pada Rabu (12/2/2025) kemarin.
Ia menyatakan bahwa proyek ini mendukung misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan energi nasional serta menjaga keseimbangan lingkungan.
“Proyek ini akan berkontribusi besar dalam pengurangan emisi, sehingga operasional Kilang Balongan yang sudah ramah lingkungan menjadi semakin berkelanjutan,” ujar Didik Bahagia.
Pjs General Manager RU VI Balongan, Eko Nurcahyono, menegaskan kesiapan RU VI dalam menyukseskan langkah strategis ini. Ia menyatakan seluruh pekerja siap berkolaborasi dengan PNRE agar proyek dapat berjalan optimal.
Area Manager Communication, Relation, and CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menambahkan bahwa proyek ini berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 80 ribu ton CO2Eq per tahun.
Selain itu, konsumsi gas untuk boiler dapat berkurang lebih dari 2,5 MMSCFD, serta menghasilkan penghematan biaya bahan bakar lebih dari 9 juta USD per tahun.
“Kami berharap proyek ini dapat terlaksana dengan lancar sehingga mampu meningkatkan efisiensi energi, menjaga lingkungan, dan menghasilkan energi bersih yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Zulkifli.