Tuesday, November 26, 2024
HomeDaerahAngka Stunting di Indramayu Turun 3 Persen

Angka Stunting di Indramayu Turun 3 Persen

Sekbernews.id – INDRAMAYU Dalam rangka mencapai sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, serta mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu terus berupaya keras menurunkan angka stunting.

Bupati Indramayu, Nina Agustina, turut hadir dalam acara evaluasi kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting yang diselenggarakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat di Ruang Multimedia Pendopo Kabupaten Indramayu, Kamis (30/5/2024).

Dalam pertemuan yang berlangsung secara virtual melalui zoom meeting, Bupati Nina Agustina menekankan perlunya penanganan cepat terhadap masalah stunting di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Indramayu telah menurun dari 21,1% menjadi 18,4%.

“Alhamdulillah, pada tahun 2023 Kabupaten Indramayu mengalami penurunan prevalensi stunting dari 21,1% menjadi 18,4%. Ini adalah bukti dari kerja keras dan usaha nyata seluruh elemen di Kabupaten Indramayu,” ujar Bupati Nina.

Selain itu, Bupati Nina juga menyatakan bahwa Pemkab Indramayu terus menciptakan berbagai inovasi, termasuk program Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang mengalami stunting.

“Hingga saat ini, sebanyak 407 anak telah berhasil lepas dari stunting, dengan sisa 1.207 anak yang masih dalam program asuh sejak dimulainya OTAAS di awal tahun 2023,” jelasnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati, Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Wawan Ridwan, Kepala RSUD Indramayu, dr. Deden Bonni Koswara, Plt. Kepala Disduk-P3A, Opik Hidayat, beserta undangan lainnya dan perwakilan dari Provinsi Jawa Barat.

Dalam rapat tersebut, Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati, memaparkan hasil kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Indramayu. Ia mengungkapkan bahwa malnutrisi kronis setelah kelahiran disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan sehat bagi ibu hamil, bayi, dan balita.

“Oleh karena itu, Pemkab Indramayu melaksanakan tindak lanjut berupa pelatihan bagi kader Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), meningkatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga (KIE), serta meningkatkan status gizi balita melalui peningkatan pemberian ASI eksklusif dan intervensi gizi protein hewani (telur, susu, ikan, ayam, dll) sebagai upaya pencegahan stunting,” jelas Iin.

Menurut survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Indramayu pada tahun 2023 berhasil menurun dari 21,1% menjadi 18,4%.

“Angka tersebut cukup baik, mengingat Indramayu memiliki program prioritas dalam pencegahan dan penanggulangan stunting serta gizi buruk,” ujar Iin Indrayati.

Edyhttps://sekbernews.id
Jurnalis Sekbernews.id yang menulis tentang berita-berita daerah di seluruh Indonesia.
Berita Terkait

terbaru