Sekbernews.id – GAZA Israel melancarkan sejumlah serangan udara di berbagai wilayah Jalur Gaza pada Kamis (17/10/2024), dengan salah satu sasarannya adalah Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa Sinwar mungkin saja menjadi korban dalam salah satu serangan tersebut, meskipun lokasi tepatnya masih belum diketahui.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh IDF, disebutkan bahwa tiga orang yang dianggap sebagai teroris berhasil dilumpuhkan selama operasi di Gaza. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk memastikan apakah salah satu dari mereka adalah Sinwar. Meski begitu, identitas dari para teroris tersebut belum bisa dipastikan.
Salah satu serangan udara dilaporkan menghantam bangunan yang dihuni oleh beberapa teroris, dan IDF menegaskan bahwa tidak ada indikasi keberadaan sandera Israel di gedung tersebut maupun di sekitarnya. Operasi militer di lokasi itu terus berlangsung dengan penuh kehati-hatian.
Menurut informasi dari pejabat Israel yang disampaikan kepada Axios, serangan yang diperkirakan menewaskan Sinwar terjadi pada Rabu (16/10/2024) malam di bagian selatan Gaza. Saat itu, pasukan IDF sedang melakukan patroli rutin dan terlibat baku tembak dengan tiga orang bersenjata yang akhirnya tewas.
Salah satu anggota IDF mengatakan bahwa wajah salah satu dari tiga pria bersenjata tersebut menyerupai Sinwar. Namun, identitasnya belum bisa dikonfirmasi saat itu juga.
Untuk memverifikasi, IDF dan badan intelijen Shin Bet sedang menunggu hasil tes DNA dan sidik jari dari jenazah yang diduga Sinwar, karena Israel memiliki rekam data tersebut sejak dia dipenjara.
Yahya Sinwar mengambil alih sebagai pemimpin politik Hamas setelah Ismail Haniyeh tewas akibat serangan udara di Teheran, Iran, pada Juli lalu. Saat itu, Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeskhian. Meski Iran menuding Israel sebagai dalang serangan tersebut, Tel Aviv terus membantahnya.
Sebelum memimpin Hamas secara keseluruhan, Sinwar menjabat sebagai pemimpin Hamas di Gaza. Ia dikenal memiliki sikap yang lebih keras dibandingkan Haniyeh, terutama dalam menghadapi Israel.
Sinwar juga disebut sebagai otak di balik serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu aksi balasan besar-besaran dari Israel ke Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 42 ribu warga Palestina tewas.
