Tuesday, November 26, 2024
HomeTeknologiBesok 18 September 2024 Supermoon Bakal Muncul, Ini Makna dan Dampaknya

Besok 18 September 2024 Supermoon Bakal Muncul, Ini Makna dan Dampaknya

Sekbernews.id – JAKARTA Pada bulan September 2024, akan terjadi dua fenomena langit menarik, yaitu Supermoon atau Bulan Purnama Super, serta Gerhana Bulan Sebagian. Keduanya menjadi perhatian para pengamat langit. Namun, kapan tepatnya peristiwa ini berlangsung, dan apa saja dampaknya?

Supermoon, yang merupakan Bulan Purnama dalam posisi paling dekat dengan Bumi, dan Gerhana Bulan Sebagian akan terjadi pada 18 September 2024. Meski begitu, masyarakat Indonesia tidak dapat menyaksikan gerhana ini karena hanya terlihat dari wilayah-wilayah tertentu di dunia.

Berdasarkan laporan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Indonesia, Supermoon dapat diamati pada hari Rabu, 18 September 2024, tepatnya pada pukul 9.34 WIB. Bulan akan tampak penuh selama beberapa hari, dimulai dari malam Selasa hingga Kamis pagi. Fenomena ini dikenal dengan sebutan Harvest Moon atau Corn Moon, yang merupakan istilah tradisional untuk Bulan Purnama di bulan September.

Supermoon kali ini akan lebih istimewa karena bertepatan dengan Ekuinoks, saat posisi Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Kombinasi ini membuat Bulan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Istilah “Supermoon” sendiri pertama kali diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Ia mendefinisikannya sebagai Bulan Purnama yang terjadi saat Bulan berada dalam 90% jarak terdekatnya dengan Bumi. Karena Bulan Baru tidak terlihat dari Bumi, maka yang menjadi sorotan adalah Bulan Purnama yang sangat terang dan besar, atau yang dikenal sebagai Supermoon.

Meski Supermoon dapat diamati di Indonesia, Gerhana Bulan Sebagian pada tanggal yang sama hanya dapat dilihat dari beberapa wilayah di dunia seperti Amerika, Eropa, Afrika, sebagian Asia Selatan, serta lautan seperti Pasifik dan Atlantik.

Fenomena Supermoon ini, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dapat berdampak pada kondisi pasang maksimum air laut di pesisir Indonesia. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan peningkatan pasang air laut selama fenomena ini berlangsung.

Fenomena Supermoon sendiri terjadi karena orbit Bulan yang berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna. Ini menyebabkan ada saat-saat Bulan lebih dekat ke Bumi (dikenal sebagai perigee) dan lebih jauh di titik lainnya. Ketika Bulan berada pada posisi perigee dan bertepatan dengan fase Bulan Purnama dalam siklus bulanannya yang berlangsung selama 29,5 hari, maka terjadilah Supermoon.

Pada intinya, Supermoon memberikan pemandangan langit yang spektakuler dengan Bulan yang tampak lebih besar dan lebih terang. Fenomena ini selalu dinantikan oleh para pengamat langit dan masyarakat umum yang ingin menikmati keindahan alam semesta.

Duljanihttp://sekbernews.id
Redaktur yang menulis,mengedit,dan menerbitkan artikel berbagai topik di Sekbernews.id.
Berita Terkait

terbaru