Tuesday, November 26, 2024
HomeDaerah496 Pasien di Cirebon Terpapar DBD, 4 Meninggal

496 Pasien di Cirebon Terpapar DBD, 4 Meninggal

Sekbernews.id – CIREBON Selama rentang waktu Januari hingga April 2024, empat warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD).

Sedangkan jumlah individu yang terkonfirmasi positif mengidap DBD selama periode tersebut mencapai 496 pasien. Data ini masih dapat terus bertambah mengingat pendataan masih dalam proses.

“Sejak bulan Januari hingga Minggu ke-17, atau sekitar tanggal 26 April 2024, tercatat ada 496 pasien DBD,” ujar Sub Koordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Subhan, pada Selasa (30/4/2024).

Angka tersebut menunjukkan peningkatan lebih dari 50 persen dibandingkan dengan total penderita DBD selama tahun 2023. Pada periode Januari hingga Desember 2023, tercatat sebanyak 728 pasien DBD dengan lima orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Subhan mengungkapkan bahwa tren peningkatan penderita DBD cenderung terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni, serta kembali meningkat di akhir tahun. Pola-pola ini telah menjadi objek kajian tim dinas kesehatan selama lima tahun terakhir.

Dalam rangka menanggulangi penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon telah bekerja sama dengan seluruh Puskesmas, perangkat desa, dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Menurut Subhan, PSN dinilai lebih efektif dalam mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, vektor penyebab DBD. Aktivitas fogging, yang merupakan bagian dari PSN, akan dilakukan setelah melewati serangkaian tahapan dan penelitian.

Tim Puskesmas Sidamulya Kecamatan Astanajapura telah proaktif dalam menanggapi temuan kasus DBD. Mereka bersama pihak kecamatan, desa, dan aparat TNI Polri langsung melaksanakan gerakan PSN Massal, yang kemudian ditindaklanjuti dengan fogging di titik-titik terdampak.

Dokter Farida Zahrha, yang juga merupakan petugas Puskesmas Sidamulya Kecamatan Astanajapura, menjelaskan bahwa fogging dilakukan sebagai tindak lanjut dari penanganan awal kasus yang menyebabkan kematian.

Fogging dimulai dari rumah pasien pertama yang tercatat positif DBD, yaitu seorang anak berusia 9 tahun dengan inisial L, yang tinggal di Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Anak tersebut meninggal dunia setelah mengalami gejala panas tinggi, bintik-bintik merah, dan muntah-muntah pada tanggal 18 April 2024.

“Proses fogging dimulai dari rumah pasien dan berlanjut dengan menyemprot area sekitar dengan radius sekitar 100-200 meter. Prioritas kami adalah pemukiman di sekitar rumah pasien yang terinfeksi, termasuk penanganan lanjutan,” ujar Farida, Senin (29/4/2024) siang.

Farida menekankan bahwa proses fogging dilakukan setelah melalui serangkaian tahapan, rapat, dan penelitian yang mendalam. Penentuan lokasi fogging sendiri diputuskan oleh Dinas Kesehatan yang memiliki kewenangan dalam hal tersebut.

Berita Terkait

terbaru