Sekbernews.id – JAKARTA Sebuah video viral menggambarkan momen ketika markas pasukan TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Lebanon diserang oleh militer Israel. Video ini diunggah oleh akun Instagram @infokomando.official dan menampilkan cahaya kuning yang melayang di langit yang sudah gelap, disusul dengan ledakan yang terdengar ketika cahaya tersebut mengenai lokasi.
Seorang pria yang terdengar dalam video tersebut berkomentar, “Aduh, wey, mortir masuk dan tempat kita berlindung-berlindung masuk dalam keadaan hancur.” Akibat serangan ini, beberapa orang terlihat bersiap-siap dan memeriksa lokasi yang terkena dampak serangan.
Namun, Mabes TNI kemudian mengklarifikasi bahwa serangan tersebut sebenarnya bukanlah mortir, melainkan roket flare. Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda TNI Julius Widjojono, roket flare tersebut sering ditembakkan ke atas di perbatasan setiap malam. Setelah cahaya flare habis, roket ini jatuh tanpa menyebabkan ledakan.
Julius menjelaskan bahwa tujuan dari penembakan roket flare adalah untuk memberikan penerangan cahaya guna meminimalkan kemungkinan adanya infiltrasi. Meskipun terbuat dari besi, roket flare ini dapat menyebabkan kerusakan pada benda atau permukaan yang terkena saat jatuh. Namun, pasukan kita tetap dalam keadaan aman.
Lebih lanjut, Julius menyatakan bahwa narasi tentang ledakan yang mencapai radius satu kilometer dari pos bukanlah radius ledakan sebenarnya, melainkan cahaya yang digunakan untuk mengukur aktivitas lawan.
Roket flare ini memberikan penerangan pada malam hari dari pihak lawan untuk mengukur jarak dan aktivitas di area tersebut. Oleh karena itu, sebenarnya bukan roket ini yang menyebabkan ledakan di area kita. Demikian penjelasan dari Kapuspen TNI.