Sekbernews.id – Film laga Indonesia pada era 1990-an memiliki tempat tersendiri dalam sejarah perfilman nasional. Salah satu karya yang menonjol adalah Jurus Dewa Kobra (Si Rawing III), yang dirilis pada tahun 1994.
Film ini merupakan bagian ketiga dari trilogi Si Rawing, melanjutkan kisah pendekar muda dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia persilatan. Dengan menggabungkan elemen aksi, drama, dan intrik, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang khas bagi penonton.
Sinopsis
Jurus Dewa Kobra mengisahkan kehidupan Rawing dan Saraswati, dua pendekar muda yang dijodohkan oleh guru mereka, Ki Debleng. Kehidupan rumah tangga mereka terguncang ketika Kartika muncul dan mengklaim bahwa ia mengandung anak dari Rawing, meskipun Rawing menyangkalnya.
Saraswati, yang juga sedang hamil, memutuskan untuk meninggalkan Rawing dan memperdalam ilmu silatnya di bawah bimbingan Dewi Pengantin, seorang pendekar cambuk emas. Sementara itu, Kartika mencari perlindungan pada Ki Rembong, pemimpin kelompok Uharani yang mengacaukan dunia persilatan.
Dengan bantuan Dewi Pengantin, Rawing dan Saraswati memperoleh ilmu baru untuk menghadapi Ki Rembong dan komplotannya. Pertarungan sengit pun terjadi, menentukan nasib mereka dan dunia persilatan.
Alur Cerita
Cerita dimulai dengan pernikahan Rawing dan Saraswati, dua murid dari pasangan pendekar Ki Debleng dan istrinya. Kehidupan mereka yang awalnya harmonis mulai terguncang dengan kedatangan Kartika, yang mengaku mengandung anak dari Rawing.
Penolakan Rawing terhadap klaim tersebut membuat Saraswati merasa dikhianati dan memutuskan untuk pergi. Dalam pelariannya, Saraswati bertemu dengan Dewi Pengantin, yang kemudian menjadi gurunya dalam memperdalam ilmu silat.
Sementara itu, Kartika yang merasa terancam mencari perlindungan pada Ki Rembong, seorang tokoh antagonis yang memimpin kelompok Uharani. Kelompok ini dikenal sebagai pengacau dalam dunia persilatan. Dewi Pengantin, yang tidak menyukai tindakan Ki Rembong, memutuskan untuk membantu Rawing dan Saraswati dengan mengajarkan ilmu silat tingkat tinggi kepada mereka.
Dengan ilmu baru yang mereka peroleh, Rawing dan Saraswati bersatu kembali untuk menghadapi ancaman dari Ki Rembong dan kelompok Uharani. Pertarungan klimaks terjadi, menampilkan aksi silat yang memukau dan strategi pertempuran yang cerdas. Akhirnya, pasangan pendekar muda ini berhasil mengalahkan Ki Rembong dan mengembalikan kedamaian di dunia persilatan.
Data Film
Elemen | Detail |
---|---|
Judul | Jurus Dewa Kobra (Si Rawing III) |
Tahun Rilis | 1994 |
Durasi | 76 menit |
Genre | Laga |
Sutradara | S. A. Karim |
Produser | Hasok Soebroto |
Penulis Skenario | Eddy S. Jonathan |
Pemeran Utama | Barry Prima (Rawing), Corry D. D. Afrianti (Saraswati) |
Pemeran Pendukung | Yohana Alexandra (Dewi Pengantin), Mansyur Syahdan (Ki Rembong), Eddy S. Jonathan (Ki Debleng) |
Perusahaan Produksi | PT Elang Perkasa Film |
Bahasa | Indonesia |
Warna | Berwarna |
Klasifikasi Usia | 17+ |
Kesimpulan
Jurus Dewa Kobra (Si Rawing III) merupakan penutup yang solid untuk trilogi Si Rawing. Dengan alur cerita yang menggabungkan drama, aksi, dan intrik, film ini berhasil mempertahankan daya tariknya hingga akhir. Penampilan para aktor, terutama Barry Prima dan Corry D. D. Afrianti, memberikan kedalaman pada karakter mereka. Meskipun dirilis lebih dari dua dekade lalu, film ini tetap relevan bagi penggemar film laga klasik Indonesia dan layak untuk ditonton kembali