Wednesday, November 13, 2024
HomeInternasionalPembuat Telegram Pavel Durov Ditangkap di Perancis

Pembuat Telegram Pavel Durov Ditangkap di Perancis

Sekbernews.id – PARIS Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, dilaporkan ditangkap di Bandara Bourget, Prancis, Sabtu (24/8/2024) malam. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh media Prancis TF1 TV dan BFM TV, yang mengutip sumber yang dirahasiakan.

Telegram, aplikasi yang memiliki pengaruh besar di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya, kini berada di jajaran platform media sosial utama bersama dengan Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat.

Aplikasi ini berbasis di Dubai dan didirikan oleh Durov, seorang miliarder asal Rusia yang meninggalkan negaranya pada tahun 2014 setelah menolak untuk menutup komunitas oposisi di media sosial VK yang ia dirikan sebelumnya.

Menurut laporan TF1, penangkapan Durov terkait dengan surat perintah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Prancis sebagai bagian dari penyelidikan awal. Fokus utama penyelidikan tersebut adalah kurangnya moderasi di Telegram, yang dianggap memungkinkan aktivitas kriminal berlanjut tanpa hambatan di platform tersebut.

Durov, yang saat itu tengah bepergian dengan jet pribadi, ditangkap sekitar pukul 20:00 waktu setempat, setelah terbang dari Azerbaijan. Hingga kini, Telegram belum memberikan tanggapan resmi terkait penangkapan tersebut. Begitu pula dengan Kementerian Dalam Negeri dan polisi Prancis yang belum memberikan komentar.

Telegram telah menjadi salah satu sumber utama informasi yang tidak difilter terkait perang Rusia-Ukraina sejak konflik tersebut pecah pada tahun 2022. Aplikasi ini digunakan oleh berbagai pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan pemerintah Rusia, untuk menyebarkan informasi dan propaganda mereka.

Durov, yang kekayaannya diperkirakan mencapai USD 15,5 miliar oleh Forbes, mengungkapkan bahwa meskipun ada upaya dari beberapa pemerintah untuk menekan Telegram, ia berkomitmen untuk menjaga platform ini tetap netral dan tidak terlibat dalam permainan geopolitik.

Kedutaan Besar Rusia di Prancis menyatakan bahwa mereka belum dihubungi oleh pihak Durov setelah penangkapan tersebut, namun mereka segera mengambil langkah untuk mengklarifikasi situasi ini.

Sementara itu, perwakilan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, dan sejumlah politisi Rusia lainnya, mengecam tindakan Prancis, menyebutnya sebagai langkah menuju kediktatoran.

Selain itu, beberapa blogger Rusia telah menyerukan aksi protes di depan kedutaan besar Prancis di seluruh dunia pada Minggu siang, sebagai tanggapan atas penangkapan Durov.

Duljanihttp://sekbernews.id
Redaktur yang menulis,mengedit,dan menerbitkan artikel berbagai topik di Sekbernews.id.
Berita Terkait

terbaru